Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salju Abadi di Papua Berkurang 0,07 Km Persegi Per Tahun dan Terancam Punah 2025

Kompas.com - 29/08/2023, 09:46 WIB
Roberthus Yewen,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jayapura, Sulaiman mengungkapkan, BMKG telah mengamati dan meneliti perubahan iklim di salju abadi Puncak Jaya, Papua Pegunungan.

Menurut Sulaiman, pengamatan telah dilakukan sejak tahun 2010 hingga 2022. Berdasarkan temuan, ternyata salju abadi mengalami kekurangan setiap tahunnya.

“Setelah kami melakukan pengamatan ternyata berkurang sekitar 0,07 km (persegi) per tahun,” ungkapnya saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler, Selasa (29/8/2023).

Baca juga: Salju Abadi di Puncak Jaya Terus Mencair, Ekosistem di Sekitarnya Terancam

Selain itu, Sulaiman menambahkan, kedalaman salju abadi juga mengalami penurunan per tahun.

"Awal tahun 2010 kami mengukur kedalaman salju sekitar 24 meter. Sekarang kedalaman saljunya tinggal 6 meter," ucapnya.

Sulaiman menyampaikan, BMKG telah melakukan observasi selama 12 tahun terakhir.

Salah satu penyebab berkurangnya salju abadi di Puncak Jaya adalah perubahan iklim yang terjadi di seluruh dunia, termasuk di Papua.

Terancam punah tahun 2025

Perubahan iklim ternyata memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan manusia dan alam.

Salah satunya adalah salju abadi di Puncak Kartenz yang akan hilang pada tahun 2025.

“Diperkirakan salju abadi akan hilang di tahun 2025. Ini merupakan hasil Litbang BMKG,” ungkap Sulaiman.

Dia menyampaikan, pengamatan terhadap perubahan suhu dilakukan sekitar tahun 1800-an di Eropa, sedangkan di Indonesia baru diamati sekitar tahun 1900-an di wilayah Jawa.

“Setelah diamati, suhunya sudah lebih dari 1 derajat. Hal ini memengaruhi berkurangnya salju abadi di Puncak Jaya,” ujarnya.

Oleh karena itu, disarankan bagi negara maju dan negara berkembang seperti Indonesia untuk mengurangi penggunaan energi yang mengakibatkan terjadinya perubahan iklim.

Tinggal 230 meter persegi

Sulaiman menyampaikan, salju abadi di Puncak Jaya tersisa 230.000 meter atau 0,23 kilometer persegi.

Sebelumnya, luas salju abadi adalah 270.000 meter atau 0,27 kilometer. Hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan BMKG 12 tahun terakhir ini menyebutkan bahwa sisa salju abadi adalah 230.000 meter persegi.

“Ini merupakan data yang diamati oleh BMKG 12 tahun terakhir, mulai tahun 2010 hingga 2022,” ujarnya.

Baca juga: Mengapa Ada Salju Abadi di Puncak Jayawijaya?

Dia menjelaskan, data tahun 2022 menunjukkan salju abadi yang ada sekitar 0,23 km persegi. Sementara tahun 2021, data salju abadi adalah sekitar 0,27 km persegi.

“Dalam satu tahun saja terjadi penurunan 15 persen, terhitung pada bulan Juli 2021 dan Juli 2022. Sedangkan pengurangan setiap tahun adalah 0,07 km (persegi) per tahun. Untuk tahun 2023 kami masih melakukan,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Regional
Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Regional
3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

Regional
Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Regional
Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Regional
Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Regional
Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Regional
Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Regional
Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Regional
Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Regional
Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Regional
Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Regional
Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Regional
Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com