Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Kasus Bayi Tertukar di Bogor, RS Sentosa Sebut Alami Penurunan Pasien, Berharap Tak Dipolisikan

Kompas.com - 28/08/2023, 07:06 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Setelah kasus bayi tertukar akhirnya terungkap, kedua keluarga berencana melaporkan Rumah Sakit (RS) Sentosa, Bogor, Jawa Barat, ke polisi.

RS Sentosa dianggap lalai dan menyebabkan dua bayi milik pasien tertukar selama setahun.

Namun, pihak RS Sentosa menyebut saat ini sudah menerima dampak dari kasus tersebut, yakni kerugian menurunnya jumlah pasien yang datang berobat ke RS.

"Dampaknya sangat dirasakan. Pasien menurun jauh. Ini sanksi sosial yang diterima. Kita jadi sorotan negatif," ujar Juru Bicara RS Sentosa, Gregg Djako, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (27/8/2023).

Menurutnya, sanksi sosial tersebut merupakan konsekuensi yang harus diterima oleh rumah sakit.

Pihaknya berharap kasus tersebut diselesaikan atau sebisa mungkin berakhir damai bagi semua pihak.

Baca juga: RS Sentosa Mengaku Dapat Sanksi Sosial akibat Kasus Bayi Tertukar, Dampaknya Pasien Jadi Menurun

Berharap diselesaikan secara kekeluargaan

Gregg mengatakan, pihaknya ingin mengedepankan penyelesaian kasus tersebut secara kekeluargaan. Sebab, menurutnya, sudah terlalu banyak menerima konsekuensi atas kejadian tersebut.

"Dan kita juga harus akui ada 300 lebih karyawan yang bekerja di dalamnya. Semua orang menggantungkan (kerja di rumah sakit) hidupnya di sini bersama keluarganya," ujarnya.

Gregg yang juga sebagai staf legal RS Sentosa Bogor menyarankan supaya bisa mempertimbangkan rencana untuk melaporkan kasus ini secara pidana.

Sejak awal, pihak RS selalu kooperatif membuka diri dan membantu dalam menyelesaikan kasus tersebut.

Pihak RS juga sudah secara terbuka menyampaikan permintaan maaf kepada Ibu Siti (37) dan Ibu DP alias Dian (33) saat mediasi atau diumumkannya hasil tes DNA.

Baca juga: Bakal Dipolisikan Keluarga Bayi yang Tertukar, RS Sentosa Berharap Bisa Diselesaikan Kekeluargaan

Permintaan maaf dilakukan langsung oleh Direktur Utama (Dirut) RS Sentosa, kemudian bagian manajer penunjang medis.

Sebagai informasi, hasil tes DNA terhadap dua bayi laki-laki dinyatakan tertukar dari orangtua biologisnya atau kandung asli.

Pihak rumah sakit maupun tenaga kesehatan bertanggung jawab atas kelalaian yang dilakukan perawat dan bidan.

Sebanyak 15 tenaga kesehatan rumah sakit langsung disanksi. Lima di antaranya dinonaktifkan sebagai tenaga kesehatan.

Dengan demikian, mereka sudah tidak lagi melayani kesehatan di rumah sakit tersebut. Menurutnya, peristiwa bayi tertukar itu terjadi di luar kendali atau daripada kemampuan pihak rumah sakit.

Baca juga: Polisi Fasilitasi Rumah Bersama Bagi Ibu dan Bayi Tertukar di Bogor Sebelum Dikembalikan

"Itu juga perlu jadi pertimbangan semua pihak (kuasa hukum keluarga bayi). Ya makanya sikap dari RS harusnya bisa dilihat, disikapi sebagai upaya menyelesaikan masalah ini dari awal, damai, kita juga tau pernyataan polisi bahwa tidak ada niat sedikit pun memenjarakan orang. Karena memang tidak ada niat untuk melakukan hal begitu," ungkapnya.

"Kekeliruan kan sudah diakui, kami salah, artinya bahwa perawat dan bidan udah mendapat hukuman sosial. RS sudah merasakan. Kalau ada yang bisa dibicarakan ya kita bisa duduk bicara baik-baik," pungkasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Bogor Afdhalul Ikhsan, Editor: Ardi Priyatno Utomo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
[POPULER NUSANTARA] ASN Disdukcapil Nunukan Diduga Lecehkan Pemohon KTP | Perampokan Disertai Pembunuhan di Garut

[POPULER NUSANTARA] ASN Disdukcapil Nunukan Diduga Lecehkan Pemohon KTP | Perampokan Disertai Pembunuhan di Garut

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Regional
Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Regional
Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Regional
Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Regional
431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com