BATAM, KOMPAS.com – Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia (RI), Bahlil Lahadalia menegaskan warga Pulau Rempang, Galang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) akan tetap direlokasi tahun ini.
Relokasi ditujukan bagi warga yang tempat tinggalnya masuk dalam rencana investasi pembangunan Rempang Eco-City dengan nilai Rp 172,t triliun.
“Tetap kami relokasi," kata Bahlil usai melakukan peninjauan lokasi Rempang Eco-City, Minggu (12/8/2023).
Baca juga: Warga Tolak Relokasi dan Pengembangan Pulau Rempang Batam
Sebagai gantinya, BP Batam menyiapkan sekitar 3.000 rumah tipe 45 di lahan seluas 200 hektar untuk pemukiman baru warga yang direlokasi.
Namun sayang, saat disinggung di mana lokasi relokasi tersebut, Bahlil belum mengetahui secara pasti lokasinya.
“Untuk lokasi titik relokasinya bisa langsung ke BP Batam. Sebab BP Batam telah menyiapkan lahan dengan luas hampir 200 hektar,” terang Bahlil.
Dia mengatakan, saat ini masih dalam tahap persiapan relokasi.
"Targetnya tahun ini (relokasi)," sambung dia.
Rempang Eco-City akan dikembangkan menjadi kawasan industri, pariwisata, perdagangan dan jasa, tranportasi, perumahan, hingga energi baru terbarukan.
“Kami tadi membahas pemantapan percepatan masuknya investasi industri kaca dan solar panel asal Negara China, Xinyi Group, yang akan membangun fasilitas hilirisasi pasir kuarsa atau pasir silika di Kawasan Rempang Eco-City di Batam,” jelas Bahlil.
Bahlil juga mengaku, belum lama ini dirinya berkunjung ke fasilitas produksi Xinyi Group di Wuhu, China. Xinyi adalah perusahaan besar dalam di bidang pembuatan kaca dan solar panel.
“Dan bila ini segera terwujud, maka kehadiran perusahaan asal China ini menjadi yang terbesar di Indonesia,” papar Bahlil.
Hadirnya investasi baru inipun, sambung Bahlil, merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Indonesia untuk terus mendorong hilirisasi dalam berbagai sektor industri.
"Apalagi Indonesia memiliki komoditas pasir kuarsa dan silika. Sudah saatnya potensi itu dioptimalkan dengan baik, dengan langsung diproses di dalam negeri," kata dia.
Investasi ini disebut akan meningkatkan daya saing kawasan strategis ekonomi Indonesia di Kawasan Asia Tenggara, sekaligus implementasi masuknya investasi di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam.