Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Pulau Rempang Tetap Direlokasi Demi Investasi Rp 172,5 Triliun

Kompas.com - 14/08/2023, 15:49 WIB
Hadi Maulana,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

“Konsep pengembagan Rempang nantinya adalah green zone, yang secara langsung juga langkah mendukung pengembangan Batam menjadi green city. Karenanya, semua pembangunan di Rempang harus mengoptimalkan kepada ruang terbuka hijau,” terang Bahlil.

Untuk diketahui, kedatangan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sendiri diawali dengan mengunjungi Rempang Barelang, yang memang akan disulap menjadi kawasan investasi baru, guna mendukung Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.

Kehadiran Bahlil dan rombongan, juga dimanfaatkan oleh masyarakat, yang meminta adanya keberpihakan kepada masyarakat setempat.

Salah satunya, mengakomodir keinginan masyarakat terkait tempat tinggal pengganti, bila pengembangan Rempang nanti dilaksanakan.

“Kami tentu akan memberikan solusi terbaik bagi bapak ibu semua. Yang penting, bapak ibu mendukung rencana Pemerintah, mengembangkan Pulau Rempang,” ungkap Bahlil.

Baca juga: Timur Tengah Incar Investasi Energi Terbarukan Jawa Barat

Nilai investasi

Investasi ini memiliki nilai sebesar 11,5 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 172,5 triliun (dengan kurs Rp 15.000), itu nantinya dibangun menjadi pabrik kaca terbesar setelah China.

Bahlil menyebut, masyarakat akan mendapatkan rumah pengganti yang layak dan memadai. Begitu investasi ini berjalan, masyarakat juga akan terdampak geliat ekonomi.

“Seperti menyuplai kebutuhan pokok, mereka juga bisa mendapatkan pelatihan, agar bisa ikut bekerja di perusahaan tersebut,” pungkas Bahlil.

Pengembangan Kawasan Investasi Rempang resmi diluncurkan pada 12 April 2023. Dimana PT Makmur Elok Graha (MEG) menjadi pengembang kawasan Rempang, dengan total investasi mencapai Rp 381 triliun, dan bisa menyerap tenaga kerja hingga 308 ribu orang.

Baca juga: BP Batam Serahkan Surat Keputusan Pembangunan Rempang Eco City

Warga tolak relokasi

Sebelumnya, Ketua Kerabat Masyarakat Adat Tempatan (Keramat) Gerisman Achmad, mengatakan, warga menolak relokasi kampung yang sudah mereka diami ratusan tahun turun temurun ini.

Penolakan relokasi tersebut telah disampaikan ke Komnas HAM, DPR, DPD, hingga kementerian di Jakarta.

Terbaru, perwakilan warga melapor ke Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Kepri sebagai antisipasi potensi maladministrasi pengelolaan Pulau Rempang-Galang dan sekitarnya.

Saat mendatangi Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Kepri, Gerisman didampingi pengurus Keramat lain dan akademisi Assoc Prof Dr M Syuzairi.

“Kami tetap bertahan, tak ada relokasi kampung-kampung tua di Rempang, Galang yang sudah ada,” tegas Gerisman.

Gerisman bersikeras akan tetap bertahan karena tidak ingin jejak sejarah kampung yang berdiri lama hilang, tergerus pembangunan yang mengabaikan kebaradaan masyarakatnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Warga Banten Kesulitan Air hingga Harus Mencuci di Sungai

Cerita Warga Banten Kesulitan Air hingga Harus Mencuci di Sungai

Regional
Bentrok Antar-kelompok di Wouma, 2 Orang Meninggal

Bentrok Antar-kelompok di Wouma, 2 Orang Meninggal

Regional
Menaruh Curiga, 6 Siswi SMP di Purworejo Bully Teman Sekolah

Menaruh Curiga, 6 Siswi SMP di Purworejo Bully Teman Sekolah

Regional
Oknum Pegawai Bank Maluku Kuras Uang Simpanan BI Rp 1,5 Miliar untuk Main Judi Online

Oknum Pegawai Bank Maluku Kuras Uang Simpanan BI Rp 1,5 Miliar untuk Main Judi Online

Regional
Jokowi Bakal Serahkan Sapi Kurban 1,23 Ton Usai Shalat Id di Semarang

Jokowi Bakal Serahkan Sapi Kurban 1,23 Ton Usai Shalat Id di Semarang

Regional
Pj Gubernur Banten Al Muktabar: Kita Harus Terus Intens Mengendalikan Inflasi

Pj Gubernur Banten Al Muktabar: Kita Harus Terus Intens Mengendalikan Inflasi

Regional
Juleha Kulon Progo Sarankan Pisau Stainless Steel untuk Sembelih Hewan Kurban

Juleha Kulon Progo Sarankan Pisau Stainless Steel untuk Sembelih Hewan Kurban

Regional
Pemkot Pekanbaru Raih Penghargaan TPID Kinerja Terbaik Se-Sumatera, Pj Walkot Risnandar Sampaikan Pesan Ini

Pemkot Pekanbaru Raih Penghargaan TPID Kinerja Terbaik Se-Sumatera, Pj Walkot Risnandar Sampaikan Pesan Ini

Regional
3 Tahun Gaya Kepemimpinan Kang DS, Rajin Turun ke Masyarakat dan Fokus pada Pelayanan

3 Tahun Gaya Kepemimpinan Kang DS, Rajin Turun ke Masyarakat dan Fokus pada Pelayanan

Regional
Wanita Tewas Dijambret di Pekanbaru, Pelaku Ditembak

Wanita Tewas Dijambret di Pekanbaru, Pelaku Ditembak

Regional
Alasan Warga Demak Pilih Menggelandang dan Sempat Tinggal di Goa Jepara

Alasan Warga Demak Pilih Menggelandang dan Sempat Tinggal di Goa Jepara

Regional
Pantai Kubu di Kotawaringin Barat: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute 

Pantai Kubu di Kotawaringin Barat: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute 

Regional
Minum Obat Memberatkan, Mensos Minta ODGJ Pakai Metode 'Long-acting'

Minum Obat Memberatkan, Mensos Minta ODGJ Pakai Metode "Long-acting"

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus Malam Ini, Tinggi Kolom Abu 800 Meter

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus Malam Ini, Tinggi Kolom Abu 800 Meter

Regional
Jangan Pakai Kantong Plastik untuk Wadah Daging Kurban, Kenapa?

Jangan Pakai Kantong Plastik untuk Wadah Daging Kurban, Kenapa?

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com