BLORA, KOMPAS.com - Anggota Komisi II DPR RI, Riyanta menyoroti gaji para penjaga sekolah di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tersebut merasa prihatin dengan nasib para penjaga sekolah tersebut.
"Kasihan yang namanya penjaga SD," ucap Riyanta saat melakukan reses di Blora, Jawa Tengah, Kamis (3/8/2023).
Riyanta mengatakan, Komisi II DPR RI memang mempunyai ruang lingkup tugas salah satunya di bidang aparatur sipil negara (ASN) dan reformasi birokrasi.
Menurutnya, persoalan penjaga sekolah merupakan ranah di bidang aparatur sipil negara dan reformasi birokrasi, termasuk juga tentang tenaga honorer.
"Sebenarnya berkaitan dengan tenaga honorer itu termasuk penjaga (sekolah), lha mestinya sejak awal bupati selaku pejabat pembina kepegawaian daerah harus bisa merespons apa yang menjadi nasib penjaga SD," kata dia.
Riyanta merasa paham betul tentang persoalan yang dialami oleh para penjaga sekolah.
Bahkan, kata dia ada juga penjaga sekolah di usia 60 tahun yang belum diangkat menjadi ASN, lalu dilanjutkan oleh anaknya.
"Jadi oleh karena itu, ini harus menjadi perhatian kepala sekolah, kemudian kepala dinas pendidikan, kemudian disampaikan kepada bupati selaku pejabat pembina kepegawaian daerah," terang dia.
Baca juga: Susahnya Penjaga Sekolah di Blora Dapatkan Gaji Rp 1 Juta Per Bulan
Tak hanya menyoroti tentang nasib penjaga sekolah, anggota DPR RI daerah pemilihan Jateng III tersebut juga mengaku akan merevisi UU tentang ASN.
"Saya kan di Komisi II intinya semua tenaga honorer itu akan diselesaikan secara kemanusiaan. Soal format pemerintah sudah menyusun polanya seperti apa, tapi intinya tenaga honorer itu tidak diberhentikan, hanya formatnya ini domain pemerintah, tapi secara prinsip Komisi II kemudian DPR RI sepakat untuk segera merevisi UU tentang ASN," jelas dia.
Sebelumnya diberitakan, nasib para penjaga sekolah di Kabupaten Blora, Jawa Tengah masih memprihatinkan.
Dalam menjaga sekolah, kesejahteraan yang didapatkan oleh mereka masih jauh dari kata sejahtera.
Dalam sebulan, gaji yang mereka terima tidak sampai Rp 1 juta. Padahal, tugas mereka cukup banyak, mulai dari membuka ruang kelas sekolah, membersihan ruang hingga halaman sekolah, dan terkadang membantu tugas-tugas pendidikan lainnya.
Salah seorang penjaga sekolah dasar negeri (SDN) 2 Banjarejo, Sugiri mengatakan gaji yang diterimanya per bulan hanya Rp 350.000.
"Ada juga honor yang minim itu Rp 100.000, Rp 200.000, itu banget menyedihkan," ucap Sugiri saat ditemui wartawan di tempatnya bekerja, Rabu (2/8/2023).
Sugiri yang sudah bekerja sebagai penjaga sekolah sejak tahun 2003 itu menyebut honor yang diterimanya sangat mengenaskan.
"Kalau untuk makan sehari-hari tidak mencukupi, padahal kegiatan rutinitas penjaga sekolah itu menyapu halaman, menjaga sekolah termasuk membersihkan kamar mandi, menyirami tanaman-tanaman, membuka pintu kelas tiap hari, menaikkan bendera," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.