Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duka di Papua Tengah, 6 Warga Meninggal akibat Kekeringan dan Kelaparan

Kompas.com - 30/07/2023, 06:05 WIB
Pythag Kurniati

Editor

PAPUA TENGAH, KOMPAS.com- Sebanyak enam orang warga meninggal dunia akibat bencana kekeringan yang melanda Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Dari enam orang tersebut, satu orang di antaranya adalah anak-anak.

Baca juga: 6 Warga Meninggal akibat Kekeringan di Papua Tengah, Bantuan Masih Tertahan

"Bencana kekeringan telah menyebabkan enam orang meninggal dan kelaparan bagi masyarakat di daerah terdampak," kata Bupati Puncak Willem Wandik dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/7/2023).

Para korban meninggal usai mengalami lemas, diare, panas dalam, dan sakit kepala.

Baca juga: Darurat Kelaparan di Papua Tengah, Komnas HAM Minta Pemerintah Gerak Cepat agar Korban Jiwa Tak Bertambah

Sementara itu menurut data Kementerian Sosial, ada 7.500 jiwa yang terdampak kekeringan.

Imbasnya mereka mengalami kelaparan lantaran gagal panen.

"Data sementara 7.500 jiwa warga di kedua distrik terdampak gagal panen akibat kekeringan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perlindungan Korban Bencana Alam Kemensos Adrianus Alla.

Baca juga: Berisiko Diserang KKB, Bantuan ke Lokasi Kekeringan di Puncak Papua Tengah Tertahan

Kekeringan yang terjadi disebut sebagai dampak Badai El Nino sejak awal Juni 2023.

"Fenomena hujan es yang terjadi pada awal Juni menyebabkan tanaman warga yaitu umbi yang merupakan makanan pokok menjadi layu dan busuk. Setelah itu tidak turun hujan sehingga tanaman warga mengalami kekeringan," kata dia.

Kemensos mengaku akan menyiapkan lumbung penyimpanan bahan makanan.

"Jarak antara distrik butuh waktu berhari-hari untuk mengambil bahan makanan, maka di sana disiapkan lumbung untuk menyimpan barang bantuan," kata dia, seperti dilansir dari Antara.

Baca juga: Pemkab Puncak Papua Tengah Sewa Pesawat Angkut Bantuan ke Lokasi Bencana Kekeringan

BMKG klaim sudah ingatkan Pemda

Ilustrasi Kekeringan.KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Ilustrasi Kekeringan.

Badan Meteorologi dan Geofisika menjelaskan, kondisi kekeringan diperkirakan akan terjadi sampai dua bulan ke depan.

"Diperkirakan musim kemarau terjadi hingga September. Ini intensitas hujan rendah," kata Kepala Stasiun Klimatologi Jayapura Sulaiman di Jayapura, Jumat (38/7/2023).

Menurutnya terjadi pula perubahan suhu yang drastis.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com