Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Ajaran Baru, Sekelompok Pelajar Tawuran di Salatiga, Saling Kejar dan Bawa Senjata Tajam

Kompas.com - 25/07/2023, 13:19 WIB
Dian Ade Permana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Tawuran antarpelajar mewarnai tahun ajaran baru 2023/2024 di Salatiga. Aksi saling kejar pelajar yang bersenjata tajam tersebut terekam dalam video amatir.

Video pertama memerlihatkan beberapa pelajar bercelana abu-abu mengenakan hoodie dan helm, membawa senjata tajam jenis celurit mengejar kelompok lain. Terlihat juga beberapa pelajar yang berada di atas kabin truk.

Sementara video kedua terlihat seorang warga yang sedang membuka tas pelajar. Di dalam tas tersebut ada topi dan dasi siswa yang bertuliskan nama sebuah SMK di Kota Salatiga. Selain itu ada juga sebuah celurit dan surat berkop SMK tersebut.

Baca juga: 5 Remaja Bawa Parang untuk Tawuran Ditangkap di Lhokseumawe

Dari keterangan yang dihimpun, tawuran pelajar tersebut terjadi Senin (24/7/2023) sekira pukul 16.00 WIB. Bermula dari Jalan Lingkar Salatiga (JLS) Cebongan, para pelajar berkejaran hingga masuk ke wilayah Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

Warga yang resah dengan tawuran pelajar tersebut kemudian melapor ke Polsek Tengaran.

"Ada laporan dari warga terkait tawuran tersebut. Kita melakukan pengamanan ke lokasi tapi sudah tidak ada para pelaku," kata Kapolsek Tengaran AKP Supeno saat dihubungi, Selasa (25/7/2023).

Terpisah, pengamat sosial dari Fiskom Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga Antik Tri Susanti mengatakan maraknya kejadian tawuran antar kelompok remaja karena mereka membutuhkan ruang ekspresi.

"Usia-usia pelajar tersebut sedang tahap membangun konsep diri. Mereka merasa di keluarga atau sekolah tidak ada ruang tersebut, lalu membentuk kelompok sendiri," jelasnya.

"Kondisi ini akan semakin parah saat ada labeling mereka adalah pelajar yang nakal. Padahal kelompok itu adalah upaya mereka agar dihargai demi eksistensi," kata Antik.

Menurut Antik, kelompok remaja itu memiliki ego dan aturannya sendiri.

"Jika ego ini terganggu atau diprovokasi, jiwa mereka akan melawan. Salah satunya dengan pelariannya di tawuran," paparnya.

Kelompok ini, lanjutnya, memiliki jenjang dan senioritas. Bahkan kalau ingin bergabung harus melalui tes yang dilalui.

"Dengan begitu, saat diterima dalam kelompok ada kebanggaan, mereka ada acuan atau pengaruh kelompok yang dominan," ungkap Antik.

Dia berharap orangtua dan sekolah memberi ruang lebih kepada anak-anak untuk berekspresi.

"Pemerintah bisa mendukung dengan memberi ruang kreatif dan ruang publik yang menyejukkan. Jadi semua pihak terlibat agar anak-anak tidak terjerumus ke hal yang negatif," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com