Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pungli SMKN 1 Sale Rembang, PGRI Dukung Sekolah Gratis Asal Pemerintah Penuhi Standar Kelayakan Pendidikan

Kompas.com - 14/07/2023, 10:58 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com – Buntut terungkapnya kasus pungutan liar (pungli) berbentuk infak pembangunan mushala di SMKN 1 Sale Rembang, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah (Jateng) Muhdi buka suara.

Pihaknya sangat mengapresiasi program sekolah gratis asalkan pemerintah mampu memenuhi standar kelayakan pendidikan. Pasalnya sarana prasaran SMKN 1 Sale sebagai mana pengakuan kepala sekolahnya masih kurang memadai.

“Kami PGRI senang kalau pemerintah itu menggratiskan, tetapi tetap harus memenuhi seluruh kebutuhan untuk tercapainya standar pendidikan, kalau perlu lebih, sebagaimana yang ditetapkan oleh Undang-undang,” tegas Muhdi melalui sambungan telepon, Jumat (14/7/2023).

Baca juga: Cerita Inisiatif Eks Kepsek SMKN 1 Sale Rembang Tarik Infak dari Wali Murid untuk Bangun Mushala, Berujung Dibebastugaskan Ganjar

“Standar minimal saja lah. Kalau rombongan belajar (rombel) di SMKN 1 Sale ada 19, ruang kelasnya cuma ada 9 kan sudah jauh sekali dari terpenuhinya standar, itu baru bicara kelas,” imbuh Muhdi.

Pihaknya menyayangkan keputusan untuk membebastugaskan Kepala SMKN 1 Sale yang dinilai terburu-buru mengingat fakta sarana prasarana di sekolah itu memang belum layak.

“Kalau ada laporan kelas aja masih kurang, terus musala sudah diajukan bahkan sama Baznas cuma diberikan 50 juta, saya kira akan enggak bisa ya kita pungkiri,” ucapnya.

Muhdi berharap bila serius ingin menggratiskan sekolah, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga harus memikirkan sarana prasarana dalam mendukunng kegiatan belajar mengajar (KBM).

Begitu pun pembangunan musala yang menjadi inti permasalahan purlu dikaji ulang. Sebab, tempat ibadah yang menjadi standar minimal saja tak berhasil dipenuhi pemerintah setempat.

Meski demikian, ia juga menyayangkan pihak sekolah yang menetapkan besaran nominal sehingga dana itu tergolong sebagai pungutan.

Baca juga: Curhatan Eks Kepsek SMKN 1 Sale Rembang Usai Dibebastugaskan Ganjar Buntut Dugaan Pungli Berkedok Infak

Menurutnya kurangnya sarana prasana menjadi salah satu alasan pihak sekolah meminta pungutan kepada para siswa. Karena sarana prasarana yang baik itu diperlukan untuk meningkatkan kualitas belajar anak di sekolah.

“Kalau memang gratis, penuhi semua kebutuhannya. Jadi jangan gratis tapi kebutuhannya tidak terpenuhi. Sehingga tidak ada orang yang atau sekolah yang melakukan gratifikasi. Apalagi sekarang harus P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila),” papar Muhdi.

Menurutnya ada sejumlah kebijakan yang menambah kebutuhan, tapi tidak cukup didanai oleh Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Terlebih terkait pemenuhan sarana prasarana yang baik.

Muhdi berharap ada peninjauan ulang terkait sanksi yang dijatuhkan kepada Kepala SMKN 1 Sale. Baginya, pergantian organisasi di suatu sekolah bukanlah hal mudah seperti membalikan telapak tangan.

“Dan mohon sanksi tidak berarti terus digantikan, misal ada pembinaan gitu. Karena mohon maaf ya, ini kan dipakai bukan untuk sendiri, bukan dikorupsi kepentingan diri. Barangnya ada. Infak ada. Wujudnya Mushola. Silahkan menyebut pungutan, tetapi sekali lagi uangnya digunakan untuk ini. Kan mushola kewajiban Pemerintah kan, harus disediakan,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Regional
Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Regional
Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Regional
Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Regional
Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Regional
Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Regional
Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Regional
Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Regional
Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Regional
Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com