REMBANG, KOMPAS.com - Kunjungan kerja Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo ke Kabupaten Rembang pada Senin, 10 Juli 2023 lalu berdampak pada dunia pendidikan.
Ganjar yang waktu sedang berdialog bersama para siswa, dikejutkan dengan adanya dugaan pungli berkedok infak senilai Rp 300.000.
Ganjar geram mengetahui adanya peristiwa itu, dan menegaskan kepala sekolah tersebut sedang membuat masalah dengannya.
Benar saja, per 12 Juli 2023 kemarin, Kepala SMKN 1 Sale, Widodo dibebastugaskan dari jabatannya, dan kini ditugaskan ke Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah III Jateng.
Widodo pun secara terbuka merespons persoalan tersebut dan menjelaskan kondisi yang menyasar padanya terkait dengan adanya dugaan pungli bermodus infak itu.
Widodo mengatakan adanya infak yang ditarik dari iuran para wali murid merupakan inisiatif dirinya dan pihak komite karena belum adanya tempat ibadah di sekolahan tersebut.
"SMK Sale dari total 550 siswa kan belum punya sarana tempat ibadah Mushala dan itu inisiatif saya dengan komite mengumpulkan wali-wali murid dan kita ceritakan semenjak awal sampai 2022 itu belum punya Mushala, jadi saat Shalat Dhuhur dan Ashar itu kita masih dompleng di SMP," ucap Widodo saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/7/2023).
"Terus ditawarkan ke wali murid untuk membahas Mushala itu dan ternyata mereka responsnya bagus, tapi dengan aturan yang ada kan bertentangan, cuman komite melihat kondisi ril di lapangan memberanikan diri," imbuh dia.
Widodo menjelaskan infak senilai Rp 300.000 tersebut bukan merupakan uang gedung tetapi uang untuk pembangunan Mushala.
Baca juga: Dugaan Pungli, Kepala SMKN 1 Sale Rembang yang Dibebastugaskan Sebut Wali Murid Sudah Ikhlas
"Itu pun tidak mengikat sifatnya, kalau mereka ada lebih boleh, tidak Rp 300 (ribu) bisa lebih, kalau misalkan mereka sanggupnya kok hanya Rp 200 (ribu) atau Rp 100 (ribu) silakan dan itu pun kita klasifikasi, yang memang benar-benar tidak mampu bayar, kita data dan tidak diwajibkan untuk membayar iuran," terang dia.
Menurutnya, dari total 550 siswa di SMK tersebut, ada sekitar 74 siswa yang tidak membayar infak karena masuk kategori sebagai siswa tidak mampu.
Meskipun telah menarik infak untuk pembangunan Mushala, tetapi anggaran yang digunakan masih belum mencukupi.
Sebab anggaran pembangunan Mushala sekitar Rp 260 juta. Sedangkan infak dari para wali murid sudah terkumpul sekitar Rp 130 juta.
Selain infak dari para wali murid, pembangunan Musala tersebut juga telah mendapatkan bantuan sebesar Rp 50 juta serta bantuan material dari perusahaan-perusahaan tambang di sekitar sekolahan.
"Mushala-nya belum jadi, ini masih sekitar 70-an persen belum ada atap, belum keramikan dan belum ada jendelanya," kata dia.
Baca juga: Geger Dugaan Pungli di SMKN Daerah Rembang, di Kabupaten Kudus Juga Ada