Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar: Pemerintah Perlu Longgarkan Izin PLTS Atap di Perkotaan

Kompas.com - 09/07/2023, 12:38 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah masih harus mengajar target bauran energi baru terbarukan (EBT) pada 2025 sampai 21,82 persen.

Padahal, di 2022 Jateng masih mencapai 15,76 persen bauran EBT.

Untuk mendongkrak selisih sebesar lima persen itu, Pakar Energi Universitas Diponegoro, Jaka Windarta menilai, pemerintah mesti memberi kelonggaran perizinan PLTS Atap di perkotaan agar masyarakat tertarik untuk memasang.

“Jadi, target itu bisa dibantu masyarakat kota dengan menggunakan PLTS Atap. Tapi, di satu sisi, kebijakan PLN juga ada kendala perizinananya. Artinya, ada batasan-batasan. Kalau dulu tidak ada batasan. Tanggal mengajukan, memenuhi syarat, berapa KwH, tapi lama-lama PLN membatasi,” tutur Jaka, saat ditemui di kantornya, pada Minggu (9/7/2023).

Baca juga: Kisah Warga Banyuroto 17 Tahun Manfaatkan Kotoran Ternak Jadi Biogas, Hemat Jutaan Rupiah Gantikan Gas Elpiji

Padahal, Ketua Prodi Magister Energi Pascasarjana Undip itu menilai, PLTS Atap dapat menjadi solusi transisi energi di wilayah perkotaan di Jateng.

Sebab, tenaga surya menjadi potensi EBT terbesar yang dimiliki warga kota.

Lain halnya dengan warga desa yang memiliki berbagai potensi.

Mulai dari biogas dari kotoran sapi, mikro hidro dari energi air, hingga gas rawa.

“Nah, kalau di kota-kota besar yang paling mudah dipakai langsung EBT-nya itu adalah energi matahari, nantinya kalau sudah dipasang, kita sebut PLTS atap atau rooftop. Itu paling mudah, dua hari dipasang itu langsung bisa dipakai,” beber dia.

Di samping itu, Joko menyebut pemasangan atau instalasi PLTS atap saat ini terbilang murah. Lalu penggunaannya pun individu bukan komunal.

Sekarang sudah banyak tawaran memasang PLTS atap dengan on grid. Sistem on grid ini hanya bisa bekerja mengolah energi listrik dan langsung dipakai pada siang hari, karena tidak pakai baterai.

Sementara sistem off grid atau baterai masih jarang digunakan karena karena relatif mahal. Sehingga masyarakat memilih sistem on grid dengan tujuan mengurangi tagihan biaya listrik dari PLN.

“Sebenarnya PLTS atap makin ke sini harganya makin murah. Dari segi harga sekarang bisa bersaing dengan listrik PLN. Apalagi untuk industri. Cuma permasalahannya regulasinya. Karena sekarang PLN masih surplus listrik,” kata dia.

Joko pun telah memasang sejumlah unit PLTS atap on grid di rumahnya. Hanya saja untuk memasang dengan sistem on grid harus mengurus perizinan ke PLN.

Akan tetapi, regulasinya saat ini tidak mengizinkan pengguna PLTS atap atau industri memasang PLTS atap 100 persen untuk memenuhi kebutuhan listrik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com