SEKARANG, KOMPAS.com - Seorang mahasiswa di Kota Semarang, Jawa Tengah mengaku menjadi korban pemerasan layanan video call sex (VCS) yang ditemukan di Twitter dan Instagram.
Pendamping hukum korban LBH Semarang Ignatius Rhadite mengatakan, kejadian itu bermula saat pelaku menyakinkan korban untuk mengajak VCS melalui handphone.
Namun saat VCS berlangsung, pelaku sengaja merekam layar handphone. Video dari rekaman layar tersebut dimanfaatkan pelaku untuk memeras korban yang sedang panik.
Baca juga: Viral Video VCS Mahasiswi asal Lombok Tengah
"Korban diperas dengan modus mengancam akan menyebar rekaman VCS yang sudah dilakukan," jelasnya saat dikonfirmasi, Selasa (20/6/2023).
Ancaman tersebut membuat korban yang masih berstatus sebagai mahasiswa takut dan panik, karena diancam akan disebarkan video tersebut ke akun media sosial kampus korban.
"Pelaku mengancam akan menyebar tangkapan layar itu," paparnya.
Hal itu membuat korban terpaksa mentransfer uang Rp 5 juta sebanyak dua kali ke pelaku. Setelah itu pelaku kembali meminta uang transfer lagi yang ketiga kalinya ke korban.
"Nah, permintaan transfer ketiga tidak dilayani, lalu datang ke kami," ujar dia.
Setelah mendapat laporan tersebut, LBH Semarang memberikan somasi kepada pelaku. Setelah dilakukan somasi, teror dari pelaku kepada korban VCS berhenti.
“Somasi efektif, teror berhenti,” katanya.
Dia menyayangkan, saat ini lokasi pelaku tidak terdeteksi. Jika pelaku dan lokasi terdeksi, pihaknya akan melakukan pemanggilan untuk memberikan penjelasan. Namun, jika tangkapan layar disebar maka LBH akan membawa kasus itu ke ranah hukum.
“Kami undang dulu, kalau sebatas masih mengancam,” terangnya.
Baca juga: Polda DIY Ringkus Komplotan Pelaku Pencabulan Anak via Online, Mengaku Sebaya lalu Ajak VCS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.