Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Tradisi Unik Penyambutan Tamu di Indonesia

Kompas.com - 08/05/2023, 21:46 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Beberapa daerah di Indonesia memiliki tradisi unik dalam menyambut tamu yang berkunjung ke daerah mereka.

Tradisi menyambut tamu ini biasanya dilakukan jika ada kunjungan dari orang penting atau orang yang dimuliakan.

Baca juga: Mengenal Tradisi Lopis Raksasa yang Warnai Momen Syawalan di Pekalongan

Tentunya tradisi untuk menerima dan menyambut tamu yang datang ini dilakukan agar kunjungan tersebut dapat memberikan kesan yang baik dan menyenangkan.

Sebagian besar daerah di Indonesia melakukan penyambutan tamu dengan menggunakan tarian, namun ada juga tradisi unik di beberapa daerah yang membuat tamu merasa takjub.

Baca juga: Mengenal Tradisi Bau Nyale, Tradisi Unik Suku Sasak di Lombok Selatan

Berikut adalah ragam tradisi unik dalam menyambut tamu di berbagai daerah di Indonesia yang Kompas.com rangkum dari berbagai sumber.

Baca juga: 5 Tradisi Unik Gotong Royong, Mana Ciri Khas Daerahmu?

1. Potong Pantan, Tradisi Menyambut Tamu di Kalimantan Tengah

Potong Pantan adalah upacara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat Dayak Ngaju di Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.

Dilansir dari laman Kemendikbud, upacara Potong Pantan diselenggarakan untuk menyambut tamu umum atau tamu pemerintahan yang datang ke wilayah Kabupaten Kapuas.

Dalam istilah setempat, pantan adalah pohon penghalang atau kayu perintang.

Tujuan tradisi ini adalah supaya para tamu yang memotong pantan akan selalu mendapat perlindungan dari Sang Pencipta Alam Semesta atau Yang Maha Kuasa.

Selain itu, para tamu diharapkan akan dianugerahi kesehatan, umur panjang, rezeki yang berlimpah dan kesuksesan dalam melaksanakan tugasnya.

2. Henge'do, Tradisi Menyambut Tamu di Sabu Raijua

Henge'do adalah tradisi mencium dengan saling menempelkan ujung hidung ketika menyambut atau bertemu dengan seseorang yang dilakukan masyarakat Sabu Raijua di Nusa Tenggara Timur.

Dilansir dari laman Antara, Guru Besar Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Prof. Dr. Felysianus Sanga M.Pd menjelaskan mengenai tradisi mencium hidung tersebut.

Ia mengungkap bahwa tradisi Henge'do memiliki makna yang dalam, yaitu sebagai bentuk keakraban dan rasa keterikatan antara satu dengan yang lainnya sebagai saudara.

Filosofi hidung sebagai alat pernapasan yang bermakna kehidupan membuat masyarakat Sabu Raijua memaknai tradisi ni sebagai unsur yang bisa menghidupkan rasa kekeluargaan antara satu dengan yang lainnya, sekalipun mereka baru pertama kali bertemu.

Oleh karena itu, tak heran jika tradisi mencium hidung ini dilakukan masyarakat Sabu Raijua tanpa memandang jenis kelamin, status, strata sosial serta usia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Kilang Pertamina Balikpapan, Api Berasal dari Unit Distilasi Minyak Mentah

Kebakaran Kilang Pertamina Balikpapan, Api Berasal dari Unit Distilasi Minyak Mentah

Regional
Anak yang Terseret Ombak di Pantai Jetis Cilacap Ditemukan Tewas

Anak yang Terseret Ombak di Pantai Jetis Cilacap Ditemukan Tewas

Regional
Polisi Selidiki Penyebab Kebakaran Kilang Pertamina Balikpapan

Polisi Selidiki Penyebab Kebakaran Kilang Pertamina Balikpapan

Regional
Cari Rumput, Pria di Ambarawa Temukan Mayat Tanpa Identitas di Sungai Panjang

Cari Rumput, Pria di Ambarawa Temukan Mayat Tanpa Identitas di Sungai Panjang

Regional
15 Nama Ikuti Penjaringan Pilkada di PKB Brebes, Hanya Satu Kader Internal

15 Nama Ikuti Penjaringan Pilkada di PKB Brebes, Hanya Satu Kader Internal

Regional
Tutup FBIM dan FKN, Gubernur Kalteng: Penyelenggaraan Dua Festival Gerakkan Ekonomi Masyarakat

Tutup FBIM dan FKN, Gubernur Kalteng: Penyelenggaraan Dua Festival Gerakkan Ekonomi Masyarakat

Regional
Kebakaran di Kilang Pertamina Balikpapan Berhasil Dipadamkan

Kebakaran di Kilang Pertamina Balikpapan Berhasil Dipadamkan

Regional
Bus 'Study Tour' Siswa SD Tabrak Truk di OKI, 2 Orang Tewas

Bus "Study Tour" Siswa SD Tabrak Truk di OKI, 2 Orang Tewas

Regional
Naik ke Candi Borobudur, Jokowi Hanya Sampai Lantai 3 karena Cape

Naik ke Candi Borobudur, Jokowi Hanya Sampai Lantai 3 karena Cape

Regional
Detik-detik Kawah Wisata di Lampung Barat Erupsi, Dentuman Keras Pertama Kali Terjadi

Detik-detik Kawah Wisata di Lampung Barat Erupsi, Dentuman Keras Pertama Kali Terjadi

Regional
Pria Ditemukan Tewas di Saluran Drainase, Diduga Korban Kecelakaan

Pria Ditemukan Tewas di Saluran Drainase, Diduga Korban Kecelakaan

Regional
Sempat Terputus, Jembatan Penghubung 3 Kabupaten di Pulau Seram Maluku Kini Sudah Bisa Dilewati Kendaraan

Sempat Terputus, Jembatan Penghubung 3 Kabupaten di Pulau Seram Maluku Kini Sudah Bisa Dilewati Kendaraan

Regional
2 Tahun Lalu, Ganti Akmal Tewas Saat Ditangkap Polisi, Proses Hukum Mandek, Keluarga Diajak Berdamai

2 Tahun Lalu, Ganti Akmal Tewas Saat Ditangkap Polisi, Proses Hukum Mandek, Keluarga Diajak Berdamai

Regional
Banjir Landa 2 Desa di Tanggamus, 7 Warga yang Terjebak Berhasil Dievakuasi

Banjir Landa 2 Desa di Tanggamus, 7 Warga yang Terjebak Berhasil Dievakuasi

Regional
Cycling de Jabar 2024 Dihelat, 202 Peserta Tempuh 213 Kilometer Penuh Tantangan dan Keindahan Alam

Cycling de Jabar 2024 Dihelat, 202 Peserta Tempuh 213 Kilometer Penuh Tantangan dan Keindahan Alam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com