Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tradisi Lopis Raksasa yang Warnai Momen Syawalan di Pekalongan

Kompas.com - 27/04/2023, 16:29 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Masyarakat Kota Pekalongan, khususnya di daerah Krapyak memiliki tradisi Syawalan yang unik, yaitu tradisi Lopisan atau Lopis Raksasa.

Tradisi ini dihelat pada tanggal 8 Syawal, atau seminggu setelah jatuhnya Hari Raya Idul Fitri.

Baca juga: Mengenal Lebaran Ketupat, Tradisi Syawalan Warisan Sunan Kalijaga

Pada momen Lebaran 2023, tradisi Lopisan atau Lopis Raksasa akan kembali dihelat untuk merayakan tradisi Syawalan.

Dikutip dari laman Kemenag Jateng, Humas Lopis Raksasa Krapyak Sembawan, Iwan Kurniawan mengungkapkan bahwa jika dari pemerintah menetapkan Hari Raya Idul Fitri adalah 22 April 2023, maka event lopis raksasa bakal dihelat pada 29 April 2023 nanti.

Baca juga: Tradisi Syawalan di Semarang, dari Berbagi Kupat Jembut Hingga Ritual Sesaji Rewanda

Apa Itu Tradisi Lopis Raksasa di Kota Pekalongan?

Dilansir dari laman NU Online, tradisi Lopisan atau Lopis Raksasa adalah tradisi khas dari Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan pada setiap hari kedelapan di bulan Syawal.

Pada hari istimewa ini, ribuan orang akan berkumpul untuk bisa silaturahmi dan saling berkunjung untuk menikmati segala hidangan yang disediakan warga Kota Pekalongan secara gratis.

Baca juga: Mengenal Lebaran Ketupat, Tradisi Syawalan Warisan Sunan Kalijaga

Ciri khas pelaksanaan tradisi ini adalah kemunculan Lopis Raksasa yang ukurannya mencapai tinggi 2 meter dengan diameter 1,5 meter dan berat mencapai 225 Kg.

Karena ukuran yang sangat besar, maka proses memasak lopis raksasa ini biasanya membutuhkan waktu 4-5 hari dengan menggunakan dandang berukuran besar.

Setelah matang, untuk memindahkannya juga tidak mudah karena harus memakai katrol.

Setelah acara doa bersama, Lopis Raksasa ini akan dipotong oleh Walikota Pekalongan dan dibagi-bagikan kepada warga.

Masyarakat Krapyak juga biasanya turut menyediakan makanan ringan dan minuman secara gratis untuk para pengunjung yang berasal dari Kota Pekalongan dan sekitarnya.

Setelah pembagian lopis selesai, pengunjung biasanya akan menuju ke obyek wisata Pantai Slamaran Indah untuk berlibur bersama keluarga.

Sejarah Tradisi Lopis Raksasa di Kota Pekalongan

Menurut sejarah, sosok yang pertama kali memelopori tradisi Syawalan ini adalah seorang adalah ulama Krapyak yaitu KH Abdullah Sirodj yang masih keturunan Tumenggung Bahurekso (Senopati Mataram).

Mulanya KH Abdullah Sirodj rutin melaksanakan puasa Syawal yang kemudian diikuti masyarakat sekitar Krapyak dan Pekalongan.

Sehingga meski masih dalam suasana hari raya, warga tidak bersilaturahmi demi menghormati yang masih melanjutkan ibadah puasa Syawal.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Seluruh Murid Diliburkan

Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Seluruh Murid Diliburkan

Regional
Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Regional
Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar 'Online' buat Ujian

Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar "Online" buat Ujian

Regional
Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Regional
Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Regional
28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

Regional
Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Regional
Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Regional
Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Regional
Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Regional
Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Regional
Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Regional
Segera Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo, Gerindra Cari Sosok yang Bisa Lanjutkan Kerja Gibran

Segera Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo, Gerindra Cari Sosok yang Bisa Lanjutkan Kerja Gibran

Regional
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Korban Dibunuh di Bandung, Pelaku Ditangkap di Palembang

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Korban Dibunuh di Bandung, Pelaku Ditangkap di Palembang

Regional
Kantor UPT Pembibitan Pertanian NTT Terbakar, 2 Bangunan dan 4 Mobil Hangus

Kantor UPT Pembibitan Pertanian NTT Terbakar, 2 Bangunan dan 4 Mobil Hangus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com