KOMPAS.com - Gempa magnitudo 7,3 (yang dimutakhirkan menjadi M 6,9) melanda Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (24/4/2023) pukul 03.00 WIB.
Gempa ini berlokasi di 177 kilometer barat laut Kepulauan Mentawai, sedangkan kedalaman gempa 84 kilometer.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami usai adanya gempa ini.
Berikut lima fakta seputar gempa Mentawai M 6,9 yang terjadi pada hari ini.
Baca juga: Gempa M 7,3 Guncang Mentawai, Warga Pesisir Selatan Berhamburan Keluar Rumah
Di detik-detik terjadinya gempa, warga merasakan guncangan kuat. Salah satunya dirasakan oleh Putri (24), warga Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar. Saat gempa terjadi, ia sedang tidur.
"Saya terbangun karena tempat tidur bergoyang kuat. Lemari juga, tapi beruntung tidak roboh," ujarnya.
Putri dan keluarganya lantas keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Nelda Murni (24), warga Kabupaten Solok, Sumbar, juga merasakan gempa kuat dan berlangsung lama. Ia sempat ingin menyelamatkan diri ke luar rumah, tetapi karena kondisi daerahnya sepi, dia mengurungkan niat.
"Namun, karena masih malam dan sepi, enggak ada juga orang yang keluar, saya mencoba untuk menenangkan diri sembari beristigfar. Alhamdulillah berhenti juga," ucapnya, dikutip dari Antara.
Baca juga: Gempa M 7,3 Mentawai, Rina: Tempat Tidur Bergetar Kuat dan Saya Langsung Keluar Rumah
Lantaran ada peringatan dini tsunami, warga berbondong-bondong mengungsi ke tempat tinggi. Lopa, warga Padang, Sumbar, beserta keluarganya menyelamatkan diri ke By Pass.
Ia mengatakan, guncangan gempa ini membuat dirinya dan keluarga panik.
"Selain itu, saya lihat orang banyak juga untuk lari ke arah By Pass yang tempatnya tinggi," ungkapnya.
Selama satu jam lebih berada di tempat itu, Lopa bersama sejumlah warga lantas pulang.
"Berdasarkan informasi yang saya dapat, biasanya setengah jam setelah gempa baru tsunami. Ini sudah lebih satu jam ternyata tidak ada tsunami," tuturnya.