Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Toni Putra Lari ke Daerah Tinggi Saat Gempa Mentawai, Sempat Marahi Anak Sebelum Lari

Kompas.com - 25/04/2023, 11:29 WIB
Rahmadhani,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Gempa Mentawai dengan M 7,3, sebelum dikoreksi menjadi M 6,9 pada Selasa (25/4/2023) pukul 03.00 WIB membuat warga Kota Padang, Sumatera Barat panik.

Apalagi, ada informasi peringatan dini tsunami. Sejumlah warga berhamburan lari ke tempat yang lebih tinggi agar terhindar dari tsunami.

Toni Putra, salah satu warga Kota Padang saat gempa sedang duduk-duduk di kedai miliknya bersama rekan-rekannya. Saat sedang asyik ngobrol, tiba-tiba gempa datang mengoyak.

Baca juga: Sempat Mengungsi ke Bukit karena Gempa, Pagi Ini Ribuan Warga Siberut Barat Mentawai Pulang ke Rumah

"Getaran yang sangat kuat membuat kami terkejut dan lari ke jalan. Getarannya cukup kuat dan lama," kata Toni Putra, Selasa (25/4/2023) kepada Kompas.com.

Setelah gempa berlalu, salah satu teman Toni Putra mencoba melihat situs BMKG dan ternyata pusatnya di Mentawai dan terletak diantara dua pulau besar Mentawai.

"Ditambah lagi kata teman itu ada peringatan berpotensi tsunami. Hal ini membuat saya menjadi cemas," ujarnya.

Toni Putra menjadi tambah panik saat banyak warga yang kabur ke tempat tinggi atau menuju by pass.

"Kemudian ada teman yang pergi ke sungai untuk melihat kondisi air, setelah kembali dari sungai, dibilangnya air sungai sudah surut. Hal itu membuat saya semakin cemas. Apalagi orang yang pergi ke arah By pass semakin ramai," ujarnya.

Toni Putra kemudian membangunkan istri dan anak-anaknya untuk juga bersiap untuk pergi ke arah yang lebih tinggi.

Baca juga: Gempa 7,3 Magnitudo di Mentawai, BNPB Imbau Masyarakat Tetap Waspadai Potensi Gempa Susulan

"Kedai saya tutup dengan cepat. Semua keluarga saya bangunkan dan kami pergi ke arah yang lebih tinggi menggunakan dua buah sepeda motor. Semua barang berharga kami bawa. Total ada lima orang yang pergi saat itu," ujarnya.

Saat akan pergi lari, Toni Putra sempat memarahi anaknya yang mengaku masih belum pas membawa sepeda motor.

"Kondisi saat itu sedang panik. Yang bisa membawa sepeda motor hanya saya dan anak laki-laki saya itu. Cuman dia entah kenapa bilang masih belum pas bawa sepeda motor," ujarnya.

Toni Putra mengaku tidak ada saat saudara yang tinggal di daerah lebih tinggi. Dirinya bersama istri dan anak-anaknya hanya berjalan sejauh mungkin ke tempat yang lebih tinggi agar bisa selamat dari jangkauan tsunami. "Saya sampai berjalan ke Indarung," katanya.

Baca juga: Gempa M 6,9 Mentawai Dirasakan di 7 Kabupaten/Kota, Mana Saja?

Setelah hampir satu jam di Indarung, Toni Putra banyak melihat orang kembali ke bawah atau pulang ke rumahnya.

"Saya lihat orang sudah banyak kembali pulang. Kemudian ada teman saya yang mengasih tau kalau peringatan potensi tsunami sudah dicabut dan peringatan tersebut bukan untuk Sumbar tapi Sumut. Hal itu membuat saya lega," ujarnya.

Toni Putra menceritakan, sebelum terjadi gempa, dia bersama teman-temannya sempat bercanda akan terjadi gempa besar karena kondisi cuaca yang sangat panas pada saat sebelum terjadi gempa.

"Teman saya itu bilang, kayaknya akan terjadi gempa karena kondisi Kota Padang yang panas. Hal itu tidak pernah terjadi sebelumnya. Cuman tidak ada yang akan mengira karena hanya bahan candaan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Viral, Bupati Pemalang Touring Pakai Pelat Palsu, Mansur: Keteledoran Tim

Viral, Bupati Pemalang Touring Pakai Pelat Palsu, Mansur: Keteledoran Tim

Regional
Polisi Tangkap Pria yang Cabuli Anak di Bawah Umur di Toilet Sekolah

Polisi Tangkap Pria yang Cabuli Anak di Bawah Umur di Toilet Sekolah

Regional
Gaji Guru PPPK di Semarang Masih Belum Cair, Wali Kota: Sabtu Cair

Gaji Guru PPPK di Semarang Masih Belum Cair, Wali Kota: Sabtu Cair

Regional
Kick Off ILP, Pj Walkot Nurdin: Upaya Wujudkan Pelayanan Kesehatan Paripurna

Kick Off ILP, Pj Walkot Nurdin: Upaya Wujudkan Pelayanan Kesehatan Paripurna

Kilas Daerah
Status Gunung Ibu Naik Jadi Siaga, Terdengar Dentuman dan Erupsi

Status Gunung Ibu Naik Jadi Siaga, Terdengar Dentuman dan Erupsi

Regional
Suami Tewas Diduga Dianiaya Polisi di Aceh Utara, Istri Korban Minta Hukum Pembunuhnya

Suami Tewas Diduga Dianiaya Polisi di Aceh Utara, Istri Korban Minta Hukum Pembunuhnya

Regional
Perbaikan Jalan Pantura Demak Menyisakan 2 Titik, Contraflow Diberlakukan Jika Macet

Perbaikan Jalan Pantura Demak Menyisakan 2 Titik, Contraflow Diberlakukan Jika Macet

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com