PONTIANAK, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah Kalimantan Barat (Kalbar) masih menyelidiki insiden warga tewas ditembak polisi karena masalah eksavator di Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, Kalbar.
Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) ikut menangani kasus tersebut.
Kapolda Kalbar Irjen Pol Pipit Rismanto mengatakan, pihaknya belum bisa menjelaskan hasil penyelidikan Komnas HAM tersebut.
“Kita tunggu dari Komnas HAM juga ya,” kata Pipit saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (15/4/2023).
Baca juga: Warga di Ketapang Tewas Setelah Diduga Menyerang Polisi, Ini Kronologi Versi Keluarga
Pipit berharap, pekan depan Komnas HAM selesai melalukan pemeriksaan dan pengumpulan sehingga bisa menjelaskan kasus tersebut.
“Mudah-mudahan pekan depan Komnas HAM bisa menjelaskan. Kita tunggu Komnas HAM saja,” ucap Pipit.
Kepala Sekretariat Komnas HAM Perwakilan Kalbar, Nelly Yusnita memastikan, pihaknya telah turun ke lapangan untuk mengumpulkan data.
“Saat ini Komnas HAM sudah turun ke lapangan melakukan penyumpulan data dengan memeriksa seluruh pihak terkait, dari kepolisian dan masyarakat,” ujar Nelly.
Menurut Nelly, saat ini hasil pemeriksaan belum dapat disimpulkan.
“Kami masih melakukan pemeriksaan maraton, semoga pekan depan sidah bisa disimpulkan,” ungkap Nelly.
Sementara itu, pihak keluarga AG, warga yang tewas ditembak, minta kasus tersebut diusut tuntas.
Perwakilan keluarga, Suhariadi, mengatakan, apa yang menimpa AG bukan sebuah kecelakaan melainkan pembunuhan.
"Ini bukan urusan kecelakaan, urusan tabrakan, ini kan membunuh," kata Suhariadi dalam keterangan video yang diterima, Minggu (9/4/2023).
Menurut Suhariadi, sebenarnya persoalan ini adalah masalah kecil.
Menurut dia, kedatangan anggota kepolisian di rumah AG saat kejadian, diduga tanpa perintah Kapolsek Nanga Tayap, melainkan diperintah seorang pengusaha pemilik alat berat, Akiang.