MAKASSAR, KOMPAS.com - Seorang petani bernama Saparuddin (36) melaporkan Kapolsek Mangarabombang di Kabupaten Takalar, Iptu Sarro Mappa ke Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Sulawesi Selatan terkait dugaan penganiyaan.
Pelaporan dilayangkan korban bernama Saparuddin (36) bersama kuasa hukumnya dengan nomor laporan LP/8-B/IV/2023/Subbag Yanduan, pada Jumat (7/4/2023).
Kuasa hukum Saparuddin, Sya'ban Sartono mengatakan, selain mengadu ke Propam, kliennya juga telah membuat laporan dugaan tindak pidana penganiayaan ke Mapolres Takalar.
Baca juga: Kapolsek Mimika Timur: Kenapa Warga Suka Menyerang Polsek Saat Terjadi Masalah?
"Iya benar, tadi siang kami sama-sama kesana melapor tadi. Iya betul, (laporkan) pak Kapolsek Mangarabombang," kata Sya'ban kepada Kompas.com saat dikonfirmasi, Sabtu (8/4/2023).
"Sebelumnya sudah dilaporkan terlebih dahulu pidana umumnya di Polres Takalar, dilaporkan di hari yang sama di tanggal kejadian malam harinya dan sudah diperiksa semua saksinya, saksi dari pelapor sudah diperiksa semua," ujarnya.
Kata Sya'ban dugaan penganiayaan itu bermula kala korban tidak sengaja menumpahkan gabah yang telah dikumpulkan, saat menggarap sawah milik perwira polisi itu.
Inisiden dugaan penganiayaan terjadi di Dusun Bontobila, Desa Bontomanai, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Sulsel terjadi pada Minggu (2/4/2023).
Sya'ban menuturkan, Saparuddin sehari-hari bekerja sebagai penjahit karung gabah. Pada saat kejadian, kliennya itu sedang bekerja di sawah milik Sarro.
"Pas dia jahit tumpah gabah di sawahnya, karena tumpah diteriaki sama Kapolsek 'ruginya itu beraska (rugi itu beras jatuh)'," ungkap Sya'ban menceritakan.
Baca juga: Viral, Video Kapolsek Torgamba Cekcok dan Usir Anggotanya, Para Istri Saling Memaki
Saat Saparuddin memungut gabah yang telah jatuh itu, oknum perwira polisi geram hingga melakukan penganiayaan. Sya'ban bilang, kliennya dipukul beberapa kali di bagian wajah hingga ditendang.
"Itu yang menyebabkan luka atau memar di bibirnya dan giginya ada yang hampir copot gigi bagian bawah. Setelah itu dia ditendang, jatuh bangun, kemudian ditendang lagi dan juga mengaku diinjak. Pakai celana polisi baju kaos polisi," bebernya.
Sya'ban pun berharap agar segera melakukan proses hukum terhadap oknum perwira polisi tersebut dengan cara transparan.
Sementara, Sarro Mappa membantah tudingan Saparuddin. Menurutnya, luka yang dialami pelapor Saparuddin bukan karena dianiaya melainkan jatuh dari kendaraan roda dua.
"Saparuddin yang berprofesi sebagai tukang ojek gabah jatuh dari motor yang dia kendarai bersama dengan gabah yang dia bonceng dari sawah. Nahas sesampai pada titian di atas saluran air, Saparuddin terjatuh bersama dengan gabah yang dia bonceng," kata Sarro kepada Kompas.com saat dikonfirmasi, Sabtu (8/4/2023).
Sarro mengatakan, ada beberapa warga yang melihat langsung pelapor Saparuddin itu terjatuh dari kendaraannya. Bahkan, warga setempat pun sempat menolongnya.
Baca juga: Kapolsek di Lampung Tabrak 2 Pemotor di Jalan Lintas, 1 Tewas
"Untung saja banyak orang duduk-duduk di sekitar tempat jatuhnya, sehingga pertolongan cepat dilakukan. Saksi di lokasi pada saat kejadian Berinisial A, BNG, SR, dan M, mengatakan dia jatuh sendiri, mungkin karena dia tidak bisa mengimbangi dirinya pada saat motor diatas jembatan kecil sehingga terjatuh," bebernya.
Sarro pun menegaskan luka jahitan yang dialami Saparuddin bukanlah karena akibat dari pukulan melainkan dari benturan drainase saat Saparuddin terjatuh.
"Dahinya berdarah akibat benturan saat terjatuh, bukan karena pukulan," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.