Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Bukannya Tidak Mau Menjual Produk Dalam Negeri, tapi Tidak Ada yang Mau Beli karena Kualitas"

Kompas.com - 20/03/2023, 23:58 WIB
Suddin Syamsuddin,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

PAREPARE, KOMPAS.com- Pedagang pakaian bekas impor atau cakar di Pasar Malam Senggol, Kota Parepare, Sulawesi Selatan meradang. Hal ini menyusul adanya larangan pemerintah terkait perdagangan pakaian bekas impor atau thrifting.

Salah satu pedagang pakaian bekas impor di Pasar Malam Senggol, Hendra  mengaku berjualan cakar untuk menafkai keluarga.

"Terkait larangan itu, pemerintah sebelumnya tidak melakukan riset kepada pedagang di daerah. Apa yang mau kami kerjakan selain menjual pakaian bekas. Kami turun temurun sudah jadi pedagang cakar," katanya, Senin (20/2023).

Baca juga: Soal Pelarangan Impor Pakaian Bekas, Pecinta Thrifting di Semarang Minta Pemerintah Perbaiki Brand Lokal

Menurutnya, kualitas pakaian bekas impor lebih baik dibandingkan produk lokal. Sehingga warga enggan membeli produk lokal.

"Kami bukannya tidak mau menjual produk dalam negeri. Tapi tidak ada yang mau beli karena kualitas," ungkapnya.

Pedagang cakar lainnya, Ibrahim, mengungkapkan hal yang sama. Ia mengaku sudah 28 tahun lebih berdagang cakar.

"28 tahun saya berjualan cakar, dari pakaian, sepatu dan tas impor. Belum ada yang komplain merasakan gatal-gatal setelah memakai cakar, "ujar Ibrahim.

Kata Ibrahim, ratusan pedagang cakar yang terdata di Kota Parepare, semuanya sudah mencoba menjual pakaian baru produk dalam negeri, tapi justru merugi. Hal ini karena kualitasnya rendah tapi harganya tinggi.

"Kami harap pemerintah peduli dengan nasib ratusan ratusan pedagang cakar." Harap Ibrahim.

Sementara itu Erwin, warga Parepare, Sulawesi Selatan, juga menolak aturan pemerintah tentang larangan menjual pakaian bekas impor. Dia mengatakan pemerintah mestinya menertibkan juga produksi pakaian bermerek palsu.

"Pemerintah mestinya juga menertibkan produksi pakaian copian atau KW, baru menertibkan pedagang pakaian bekas " ungkap Erwin. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sumsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sumsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com