Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kuli Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, Tak Sekadar Profesi, Jadi Solusi dari Potensi Kriminal

Kompas.com - 17/03/2023, 16:30 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Pintu palka kapal di pelabuhan Tunon Taka, Nunukan, Kalimantan Utara, baru saja terbuka. Pemandangan unik langsung tersaji dengan banyaknya kuli angkut pelabuhan yang berebutan naik ke atas kapal yang baru bersandar setelah berlayar dari Sulawesi Selatan, dan Indonesia Timur tersebut.

Tak sedikit, para kuli naik dengan bergelantungan melalui jaring tambang yang biasanya ada di samping kapal. Tali jaring tersebut, biasanya digunakan crane untuk mengangkat barang dari truk ke atas kapal.

Mereka tidak sabar menunggu tangga penumpang diturunkan demi mencari penumpang untuk menawarkan jasa angkut barang.

Baca juga: Perjalanan Ali Jadi Kuli Panggul di Stasiun Tawang, Dibayar Rp 10.000 Sekali Angkat Barang

Bahkan sebelum kapal melampar jangkar, mereka sudah berkerumun di dermaga dan membariskan gerobak gerobak barang mereka.

Kasus buruh jatuh atau terpeleset masuk laut akibat naik kapal berebutan, bukan lagi hal aneh di pelabuhan Nunukan, yang juga menjadi pelabuhan untuk kapal kapal dari Tawau, Malaysia ini.

"Para buruh butuh uang sampingan, dan membawakan barang barang penumpang itu waktu istimewa buruh. Mereka bisa menentukan harga sendiri, dan uang yang didapat, semua masuk kantong pribadi," ujar Rahman, salah satu mandor buruh angkut di Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan, Jumat (17/3/2023).

Rahman (45) yang sudah bekerja di Pelabuhan Tunon Taka sejak 1999 ini menuturkan, suasana pelabuhan Tunon Taka saat ini, sudah sangat jauh berubah ketimbang dulu.

Penghasilan buruh juga menurun drastis karena banyak regulasi pelabuhan telah diterapkan. Di satu sisi, implementasi aturan adalah baik untuk ketertiban, keamanan dan kenyamanan di pelabuhan. Namun di sisi lain, menimbulkan keluhan dan gerutuan para buruh.

Dulunya, kapal-kapal perdagangan tradisional dari Malaysia, masih bisa bersandar di Tunon Taka, jasa buruh juga belum sebanyak saat ini yang mencapai lebih 200 orang.

Baca juga: Kisah Kuli Panggul Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Modal Rp 500.000 Ludes, Penumpang Sepi

"Banyak aturan telah diterapkan, termasuk kapal kapal kayu tidak lagi boleh masuk pelabuhan. Hal itu akhirnya mengurangi pemasukan buruh," kata Rahman.

Rahman tidak mau menyebut berapa berbandingan penghasilan buruh dulu dan sekarang. Yang jelas, kata dia, satu gerobak, dia bisa mendapat upah Rp 300.000.

Padahal, tentu saja ia akan bolak-balik untuk mengambil muatan kapal yang baru datang.
Para buruh pelabuhan, mendapat gaji tetap sebulan sekitar Rp 3 juta dari mengangkut barang barang isi kontainer.

"Makanya buruh tidak akan diam ketika bisa cari sampingan. Angkut barang penumpang yang datang itulah saat tepat mencari uang tambahan," kata Rahman.

Suasana bongkar muat kapal di Pelabuhan Tunon Taka, Kalimantan Utara. Menjadi kuli angkut pelabuhan merupakan pekerjaan yang dianggap bisa menekan angka kejahatan di Nunukan.KOMPAS.com/Ahmad Dzulviqor Suasana bongkar muat kapal di Pelabuhan Tunon Taka, Kalimantan Utara. Menjadi kuli angkut pelabuhan merupakan pekerjaan yang dianggap bisa menekan angka kejahatan di Nunukan.

Profesi buruh menjadi pilihan demi mendapat hasil halal

Menjadi buruh di pelabuhan Tunon Taka, menjadikan Rahman pribadi yang ulet dan tahan banting.

Di mana pun, tutur Rahman, sebuah pelabuhan memiliki kehidupan yang keras dengan banyaknya persaingan dengan rekan seprofesi. Belum lagi harus menghadapi para oknum dengan segudang tipikal dan wataknya.

Baca juga: Becak Berjaya, Kuli Panggul Tak Berdaya...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com