Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Anak 7 Tahun di Jambi Tewas Dianiaya Ibu Kandung, Berawal soal Isi Air di Ember

Kompas.com - 27/02/2023, 06:06 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Seorang ibu berinisial W (34), warga Kelurahan Pasar Atas Bangko, Kabupaten Merangin, Jambi, tega menganiaya anak kandungnya hingga tewas.

Polisi akan membawa W ke rumah sakit jiwa setempat untuk dilakukan pemeriksaan kejiwaan. Hal itu dilakukan untuk mengungkap motif W melakukan aksi kejinya tersebut. 

"Winda akan kita lakukan pemeriksaan kejiwaannya oleh psikolog terkait dengan perbuatan tega yang telah dilakukan terhadap anak kandungnya sendiri," kata Kapolres Merangin AKBP Dewa Arinata, dilansir dari Tribunnews.com.

Baca juga: Kejiwaan Ibu Penganiaya Anak Kandung hingga Meninggal Dunia di Jambi Bakal Diperiksa

Berawal soal isi air di ember

Dewa menjelaskan, korban diketahui masih berusia tujuh tahun berinisial D. Penganiayaan terjadi pada Jumat (24/2/2023).

Baca juga: Usai Aniaya Anaknya, Ibu di Jambi Pergi Kerja, Kaget Saat Dikabari Korban Tak Kunjung Bangun

Saat itu W meminta anaknya untuk membantu mengisi air ke dalam ember. Namun, D yang tengah asyik bermain tidak menuruti perintah ibunya.

"Seketika membuat pelaku emosi kemudian langsung memukul korban dengan menggunakan gagang kayu sapu lidi sebanyak 2 kali tepat di bagian perut," ujar Dewa, Sabtu.

Baca juga: Kronologi Ibu dan Balita di Kota Bima Tersambar Petir Saat Makan di Piring Seng di Lapak Jualan

Ditemukan kakak korban 

Ilustrasi kekerasan pada anak.Shutterstock/snob Ilustrasi kekerasan pada anak.

Usai menganiaya anaknya, W tega meninggalkan korban tergeletak seorang diri di rumah dalam kondisi terluka. Menurut polisi, saat itu korban pergi bekerja di jasa cuci baju atau laundry

Beberapa saat kemudian, sekitar pukul 12.00 Wib, kakak korban pulang dan melihat adiknya tergeletak di lantai.

Saat itu kakak korban khawatir terhadap kondisi D yang sulit bangun. Kakak korban lalu melaporkan kondisi D ke ibunya. 

"Kakak korban yang melihat keanehan melaporkan kepada pelaku terkait kondisi korban yang tidur dengan kondisi mendengkur dengan sangat keras dan tidak bisa dibangunkan," ungkap Dewa.

Lalu sekitar pukul 16.00 Wib, W pun pulang ke rumah untuk melihat kondisi anak kandungnya.

"Karena tidak melihat perubahan, pukul 18.00 Wib, W akhirnya membawa korban ke RSUD Kolonel Abundjani Bangko untuk dilakukan perawatan," katanya.

Namun, pada Sabtu sekira pukul 01.00 Wib, korban dinyatakan meninggal dunia. 

Kesaksian warga

Sementara itu, Sugito, Ketua RT 04 di Kelurahan Pasar Atas Bangko, membenarkan adanya informasi penganiayaan itu.

Dirinya mengaku mendapat informasi dari warga terkait kejadian yang melibatkan ibu W dan anaknya. W diketahui merupakan orangtua tunggal. 

"Iya saya mendapat laporan dari warga, bahwa ada seorang ibu tega memukuli anak kandungnya hingga kritis, dan barusan saya mendapatkan kabar bahwa anaknya yang di larikan ke Rumah Sakit," katanya, Sabtu (25/2/2023).

Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Merangin Akan Jalani Pemeriksaan Kejiwaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Regional
Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Regional
Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Regional
431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com