SOLO, KOMPAS.com - Bangunan sekolah dan Kantor Kelurahan di Kota Solo, Jawa Tengah, dijadikan posko pengungsian banjir. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo, pada Jumat (17/2/2023), terdapat 21.846 jiwa terdampak banjir di 16 Kelurahan dan 4 Kecamatan.
Sedangkan, warga yang mengungsi mencapai 3.898 orang. Warga mengungsi di berbagai kampung di Kota Bengawan ini.
Baca juga: Lansia Korban Banjir Solo Bawa Cucu Mengungsi ke Kantor Kelurahan, Teringat Banjir Besar 2007
Pantuan Kompas.com, hingga Jumat (17/2/2023), sekitar pukul 10.00 WIB, di posko pengungsian, di SD Negeri Joyotakan, Kecamatan Serengan, lebih dari ratusan warga mulai dari balita hingga lansia mengungsi.
"Yang sejak pagi tadi sekitar 600 orang. Mulai siang ini ada penambahan sekitar 300 orang, ya mungkin sekitar 1000 an orang yang mengungsi. Karena sejak pukul 01.00 WIB, tadi seluruh wilayah Joyotakan, tergenang banjir," kata Camat Serengan, Agung Wijayanto saat evakuasi warga ke pengungsian
Sebanyak tujuh bangunan sekolah di Kota Solo saat ini dijadikan sebagai lokasi pengungsian. Di antaranya, SD Kalangan, SD Dadapsari, SD Gandekan, SD Muhammadiyah 6 Kampung Sewu, SD Negeri Wiro Paten, SD Muhammadiyah 18 dan SD Negeri Joyotakan
Selain itu, satu sekolah yang terkena banjir yakni di SMP Negeri 6 Solo dan TK Pembina Jebres juga langsung diliburkan. Lalu, sekolah yang digunakan untuk mengungsi dan terkena banjir langsung diterapkan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).
"Rumah atau sekolahnya digunakan pengungsian kita izinkan untuk PJJ. Kita permudah yang terkena banjir termasuk gurunya," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Dian Rienetta, Jumat (17/2/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.