Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Yenny Wahid Deg-degan Pemilu Makin Dekat: Jangan Gunakan Politik Identitas

Kompas.com - 22/01/2023, 11:39 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Khairina

Tim Redaksi

 

SOLO, KOMPAS.com - Politisi sekaligus aktivis Nahdatul Ulama (NU) Yenny Wahid mengungkap kekhawatiran menjelang pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, yang semakin dekat.

Seperti diketahui, Pemilu 2024 akan dilangsungkan secara serentak untuk memilih anggota DPR, DPRD, DPD dan Presiden pada 14 Februari 2024 mendatang.

Sejumlah calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) juga sudah mulai bermunculan, baik dari pengumuman resmi partai ataupun  survei-survei opini publik juga telah mewarnai.

Baca juga: Puan-Ganjar Makin Lengket, Yenny Wahid: Elite Politik Akrab, Suasana Jadi Adem

Menganggap kondisi ini, Yenny Wahid mengaku saat ini dirinya berfokus berjalan atau bergerak untuk memastikan tidak akan ada perpecahan bangsa saat pemilu.

"Semakin dekat, semakin deg-degan. Ndak ada persiapan, yang penting strategi kita memastikan bahwa pemilu tidak akan membawa perpecahan bangsa. Itu yang paling penting," kata Yenny Wahid,setelah acara Jalan Sehat Rangkaian Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Solo, Minggu (22/1/2023).

Di sisi lain, Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid juga tidak mempermasalahkan siapa capres-cawapres yang akan maju. Namun, ia menekankan agar para calon menghindari politik identitas.

"NU untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Siapapun calon yang akan maju yang penting kita menjaga suasana tetap dingin. Menjaga rasionalitas politik memastikan bahwa semua calon kita. Mengimbau semua calon jangan menggunakan isu-isu politik identitas," jelasnya.

Baca juga: Yenny Wahid Temui Gibran di Balai Kota Solo, Apa Saja yang Dibahas?

Meskipun semakin dekat dengan Pemilu, Yenny juga menegaskan selama gelaran satu abad NU juga tidak ada pembahasan politik atau pembahasan dukungan Capres-Cawapres.

"Satu abad ini, enggak ada pembahasan politik. Karena NU melampaui politik praktis. NU ini usianya lebih tua dari usia Republik. Jadi politiknya politik kebangsaan. Jadi kita adalah satu dari stakeholder dari NKRI," papar Yenny.

"Tugas utama NU adalah jadi salah satu pilarnya Indonesia. Mau politiknya seperti apapun, politisinya silatnya, seperti apapun tugas NU adalah menyangga bangsa dan negara agar tetap utuh tegak berdiri," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com