Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akui Perbuatannya, Guru SD yang Tepergok Selingkuh dengan Kades di Magelang Merasa Takut dan Malu

Kompas.com - 06/01/2023, 12:55 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com- Koordinator Wilayah (Korwil) Kajoran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang Muh Tadin menyatakan telah memeriksa MFT, guru SD Negeri Desa Bumiayu, terkait dugaan kasus perselingkuhannya dengan Kepala Desa (Kades) Bumiayu.

Pemeriksaan yang dilakukan pada Kamis (5/1/2023) dihadiri langsung oleh MFT. Muh Tadin menyebutkan bahwa saat diperiksa MFT mengakui perbuatannya dan tidak dapat mengelak.

"Iya, dia mengakui perbuatannya, tidak bisa mengelak lagi," tandas Muh Tadin kepada wartawan, Jumat (6/1/2023).

Setidaknya ada 20 pertanyaan yang diajukan kepada MFT. Seluruhnya dapat dijawab oleh guru berstatus ASN PPPK SD Negeri di Desa Bumiayu itu. Pemeriksaan dimulai pukul 09.30 WIB sampai selesai sekitar 12.00 WIB.

Baca juga: Tepergok Selingkuh dengan Guru SD, Kades di Magelang Mengundurkan Diri

"Semua pertanyaan dijawab oleh yang bersangkutan. Sebelum itu dia harus bersumpah lebih dulu. Poinnya lebih dari 20 pertanyaan," ucap Muh Tadin.

Muh Tadin menceritakan, cukup sulit untuk mendatangkan MFT. Sejak video penggerebekan dirinya viral, pada Selasa (3/1/2023), MFT menghilang. Terlebih handphone milik MFT sudah disita oleh Polsek Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Muh Tadin sempat akan meminta bantuan polisi untuk mencarinya. Namun, beruntung dia berhasil menghubungi adik MFT, yang juga guru di SD Negeri Bumiayu.

"Atas perintah Dinas (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang), saya mencarinya dan mendatangkan yang bersangkutan. Tapi sulit sekali. Lalu lewat adiknya kami bisa meminta tolong agar menghubungi MFT, bagaimana caranya pokoknya yang bersangkutan harus hadir untuk di BAP," papar Muh Tadin.

Menurut adiknya, pascakejadian itu MFT pergi ke Semarang. MFT sendiri mengaku mengindar karena merasa tertekan, takut, dan malu.

"Sejak ketahuan dia tidak mengajar. Dia mengaku takut dan malu. Lalu adiknya sempat mengabsenkan kakaknya. Itu juga pelanggaran menurut undang-undang kepegawaian," tandasnya.

Dia mengatakan, hasil klarifikasi itu dilaporkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang serta Badan Kepegawaian Daerah Pendidikan dan Pelatihan (BKDPP) setempat.

Baca juga: Guru SD dan Kades di Magelang yang Diduga Selingkuh Terancam Sanksi

MFT juga akan kembali diperiksa oleh dinas yang nantinya akan menjadi bahan atau dasar menjatuhkan sanksi terhadap MFT.

"Berkas BAP dan lampirannya ini, dilaporkan ke dinas, bersama yang bersangkutan untuk di BAP tingkat dinas. Setelah itu ke BKDPP dan tim penindakan. Selanjutnya dianalisis apakah perbuatannya termasuk pelanggaran ringan, sedang, atau berat. Kalau sedang bisa dimutasi, kalau pelanggaran berat maka PTDH/dipecat," tegas Muh Tadin.

Diberitakan pria berinisial BS, tepergok sedang berduaan dengan seorang guru SD, MFT, di sebuah hotel di daerah Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

BS adalah Kades Bumiayu, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang. Sedangkan guru SD belakangan diketahui berstatus ASN PPPK di SD Negeri di Desa Bumiayu.

Kasus itu diungkap oleh suami MFT yang menggerebek keduanya di kamar hotel, tepat pada malam pergantian tahun baru, Minggu (1/1/2023) dini hari. Suami MFT dibantu oleh Polsek Ayah.

Video penggerebekan itu pun viral di media sosial dan menimbulkan reaksi kemarahan warga. Secara hukum, kasus ini juga masih ditangani Polsek Ayah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

'Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya'

"Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya"

Regional
 Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Regional
Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Regional
Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Regional
Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Regional
Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Regional
Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Regional
Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Regional
20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

Regional
Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Regional
Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Regional
Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Regional
Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Regional
4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

Regional
Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com