Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Mitos Kunto Bimo, Arca Pembawa Keberuntungan di Candi Borobudur

Kompas.com - 27/12/2022, 20:26 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Candi Borobudur yang merupakan sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah juga dikenal dengan mitos-mitosnya.

Salah satu mitos di candi yang telah ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO di tahun 1991 ini ada pada stupanya.

Baca juga: Siapa Sosok Raja yang Membangun Candi Borobudur?

Diketahui Candi Borobudur dimahkotai oleh tiga barisan melingkar dengan 72 stupa yang memiliki lubang-lubang berbentuk belah ketupat.

Di dalam stupa-stupa tersebut terdapat arca Buddha yang tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra atau sikap tangan Dharmachakra mudra yang berarti memutar roda dharma.

Baca juga: Mitos dan Fakta Menarik Candi Borobudur, Termasuk Misteri Isi Stupa Utama

Mitos terkait stupa-stupa Candi Borobudur tersebut dikenal dengan nama Kunto Bimo.

Baca juga: Sandiaga Uno Sebut Jokowi Sudah Putuskan Tak Ada Tarif untuk Naik ke Candi Borobudur

Apa Itu Mitos Kunto Bimo?

Mitos Kunto Bimo adalah sebuah kepercayaan yang mulanya berkembang di lingkungan masyarakat sekitar Candi Borobudur.

Dalam mitos Kunto Bimo dipercaya bahwa siapa saja yang merogoh ke dalam stupa Candi Borobudur dan menyentuh bagian tertentu dari tubuh arca Buddha di dalamnya akan mendapatkan keberuntungan atau terkabul keinginannya.

Dilansir dari Kompas.com (6/6/2022), terkait mitos Kunto Bimo ada yang menyebut bahwa untuk pria harus menyentuh bagian jari manis atau jari kelingking dari arca Buddha yang ada di dalam stupa.

Sedangkan perempuan harus memegang bagian telapak kaki, tumit, atau ibu jari kaki dari arca Buddha tersebut.

Karena mitos itu pula maka arca Buddha tersebut juga dikenal dengan nama arca Kunto Bimo.

Berdasarkan catatan sejarah, istilah Kunto Bimo berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa.

Kata kunto, yang berarti mengira-ngira atau permintaan-mendapatkan, dan bimo berarti pantang menyerah.

Maka arti dari Kunto Bimo adalah permintaan pantang menyerah dan mengira-mengira bisa memperoleh hasilnya.

Penjelasan mengenai asal-usul mitos Kunto Bimo di Candi Borobudur.Dok. Shutterstock Penjelasan mengenai asal-usul mitos Kunto Bimo di Candi Borobudur.

Fakta di Balik Mitos Kunto Bimo

Dikutip dari TribunJateng.com, seorang arkeolog Indonesia yang pernah memimpin pemugaran Candi Borobudur, Drs. R. Soekmono mengungkap asal-usul mitos Kunto Bimo.

Menurutnya, mitos Kunto Bimo tidak ada kaitannya dan tidak diajarkan dalam ajaran agama Buddha.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Regional
Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Regional
Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Regional
Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Regional
Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Regional
Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Regional
Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Regional
Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Regional
Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Regional
Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com