Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Mitos Kunto Bimo, Arca Pembawa Keberuntungan di Candi Borobudur

Kompas.com - 27/12/2022, 20:26 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

Adapun asal mula mitos Kunto Bimo adalah akal-akalan oknum petugas candi pada tahun 1950-an demi meningkatkan pendapatan dari pengunjung candi.

Mereka menaburkan bunga dan uang pada satu arca dalam stupa sehingga memberi kesan mistis kepada wisatawan yang berkunjung.

Lebih lanjut, seorang arkeolog Belanda, August Johan Bernet Kempers (1906-1992) dalam bukunya Ageless Borobudur juga pernah menyinggung fenomena ini.

Perilaku pengunjung Candi Borobudur yang mengistimewakan arca Buddha di Arupadatu disebut tidak diketahui secara pasti.

Terutama soal alasan mengapa bagian dari arca yang harus disentuh adalah jari manis dan tumit.

Diduga hal ini juga merupakan akal-akalan agar para pengunjung tidak dengan mudah melakukannya, sehingga kemungkinan kecil atau sedikit wisatawan yang akan berhasil.

Larangan Merogoh Kunto Bimo

Aksi merogoh arca Kunto Bimo sebenarnya sudah lama dilarang untuk dilakukan demi kelestarian batuan candi.

Dilansir dari intisari.grid.id (5/6/2022), Kepala Unit PT Taman Wisata Candi Borobudur, Pujo Suwarno menyebut bahwa aksi merogoh patung itu sebenarnya menjadi sumber penyakit bagi batu-batu yang melindungi patung tersebut.

Pujo Suwarno juga menjelaskan mengapa wisatawan tidak seharusnya melakukan hal ini, mengingat usia candi yang sudah semakin tua.

Terlebih jika dilakukan di terik matahari di mana tangan dan kaki wisatawan mengeluarkan keringat yang akan menempel pada batu saat berusaha merogoh arca Kunto Bimo.

Keringat yang menempel pada batu mengandung garam di mana akan menimbulkan penyakit pada batuan pada candi yang dibangun sejak abad ke-8 tersebut.

Dikhawatirkan aksi ini akan membuat batu-batu penyusun stupa dan arca kondisi lama-kelamaan akan keropos.

Oleh karenanya, demi menjaga dan melestarikan peninggalan bersejarah tersebut, Pujo Suwarno mengingatkan para wisatawan untuk tidak merusak dan menyakiti batu penyusun stupa dan arca tersebut.

Sementara dilansir dari unggahan Instagram @konservasiborobudur (8/12/2022), perilaku terkait mitos Kunto Bimo ini menjadi masalah dalam pelestarian Candi Borobudur.

Terlebih karena stupa maupun arca di Candi Borobudur merupakan salah satu elemen pada tempat yang disakralkan oleh umat Buddha.

Maka sudah seharusnya wisatawan yang berkunjung juga menerapkan toleransi antar umat beragama dengan menghargai berbagai elemen sakral di tempat ibadah umat Buddha ini.

Sumber:
Instagram @konservasiborobudur
jateng.tribunnews.com  
intisari.grid.id 
kompas.com (Penulis : Verelladevanka Adryamarthanino, Editor : Widya Lestari Ningsih)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Regional
28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

Regional
Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Regional
Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Regional
Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Regional
Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Regional
Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Regional
Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Regional
Segera Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo, Gerindra Cari Sosok yang Bisa Lanjutkan Kerja Gibran

Segera Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo, Gerindra Cari Sosok yang Bisa Lanjutkan Kerja Gibran

Regional
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Korban Dibunuh di Bandung, Pelaku Ditangkap di Palembang

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Korban Dibunuh di Bandung, Pelaku Ditangkap di Palembang

Regional
Kantor UPT Pembibitan Pertanian NTT Terbakar, 2 Bangunan dan 4 Mobil Hangus

Kantor UPT Pembibitan Pertanian NTT Terbakar, 2 Bangunan dan 4 Mobil Hangus

Regional
Dinyatakan Bersalah Jadi Sebab Banjir di Kota Serang, BBWSC3 Banding

Dinyatakan Bersalah Jadi Sebab Banjir di Kota Serang, BBWSC3 Banding

Regional
Hari Pertama PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Semarang, Belum Ada yang Daftar

Hari Pertama PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Semarang, Belum Ada yang Daftar

Regional
Pemprov Sumbar Siapkan 6 Titik Nobar Timnas lewat Videotron

Pemprov Sumbar Siapkan 6 Titik Nobar Timnas lewat Videotron

Regional
PSI dan PBB Beri Sinyal Kuat Dukung Andra Soni pada Pilkada Banten 2024

PSI dan PBB Beri Sinyal Kuat Dukung Andra Soni pada Pilkada Banten 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com