Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3,83 Juta Warga Jateng Tergolong Miskin, Pemprov Masih Kejar Penurunan 0,4 Persen

Kompas.com - 20/12/2022, 05:58 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com-Data Kemiskinan Jawa Tengah hingga Maret 2022 milik Badan pusat Statistik (BPS) menyebutkan 10,93 persen atau 3.831.440 penduduk Jateng tergolong miskin.

Kabid Pemsosbud Bappeda Jateng Edi Wahyono mengatakan angka tersebut menurun sebesar 0,32 atau 102.570 penduduk, dibandingkan periode sebelumnya saat puncak pandemi covid-19, September 2021 mencapai 3.934.010 atau 11,25 persen.

“Dibandingkan saat pandemi ini jauh menurun, tapi belum pulih seperti September 2019 sebelum pandemi di angka 10,58,” ujar Edi saat ditemui Kompas.com di kantornya, Senin (19/12/2022).

Baca juga: 689 Ribu Warga Miskin Ekstrem Jateng Bertahan dengan Rp 10.739 Setiap Harinya, Begini Situasinya

Saat ini data Kemiskinan Jateng periode Maret 2022 masih menjadi acuan utama penanggulangan kemiskinan.

Sementara data September 2022 masih diproses oleh BPS dan diperkirakan keluar Januari 2023 mendatang.

Dalam RKPD Pemprov Jateng, September 2022 menargetkan kemiskinan Jateng menurun sekitar 10,49 persen-10,30 persen.

“Bila mengacu pada jumlah penurunan kemiskinan periode sebelumnya yang hanya 0,32 persen saja, kemungkinan target belum terkejar. Karena masih harus mengejar penurunan 0,4 persen untuk mencapai target,” bebernya.

Baca juga: Warga Miskin di Jateng Berjumlah 3,83 Juta, Didominasi di Wilayah Perdesaan

Meski begitu, dengan segala intervensi penanggulangan kemiskinan secara terus menerus oleh Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPKP) ia optimistis akan ada penurunan angka yang cukup signifikan.

Sementara itu dalam Rakor TKPKP, Selasa (13/12/2022), Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen menyebutkan angka kemiskinan Jateng 10,93 itu masih di bawah angka kemiskinan nasional 9,54 persen.

“Sebaran kemiskinan masih didominasi daerah perdesaan sebesar 12,04 persen atau 2,01 oarng dibandingkan perkotaan sebesar 9,92 persen atau 1,82 juta penduduk,” ujar Yasin.

Seorang penduduk dapat dikatakan miskin apabila jumlah uang yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan di bawah angka Rp 423.264 setiap bulannya.

Sedangkan untuk kategori kemiskinan ekstrem, berlaku bagi setiap penduduk yang biaya kebutuhan dasar per bulan Rp 322.170 atau Rp 10.739 perhari.

Dari 10,93 persen atau 3,83 juta penduduk miskin di Jateng 1,97 persennya termasuk kategori miskin ekstrem.

Penduduk miskin di perdesaan kebanyakan bekerja sebagai buruh tani, petani gurem, buruh industri kecil, dan pekerja serabutan. Sebagai invervensinya, Yasin meminta distribusi pupuk dapat difokuskan untuk mereka.

Sementara tren kemiskinan di perkoataan, kebanyakan berasal dari penduduk yang bekerja sebagai kuli bangunan, pekerja serabutan, dan pedagang asongan.

Di antara upaya Pemprov Jateng untuk menangani kemiskinan yakni dengan bantuan untuk Rumah Tidak layak Huni (RTLH), jambanisasi, listrik murah, Kartu Jateng Sejahtera (KJS), hingga Beasiswa Siswa Miskin (BSM).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gempa M 3,5 Sumedang, Warga: Kaca Bergetar

Gempa M 3,5 Sumedang, Warga: Kaca Bergetar

Regional
Video Viral Pajero Dipasangi Senapan Mesin di Kap, Polisi Pastikan Benda Itu Mainan

Video Viral Pajero Dipasangi Senapan Mesin di Kap, Polisi Pastikan Benda Itu Mainan

Regional
Kronologi Penangkapan WNA Bangladesh yang Selundupkan 5 WN Asing ke Australia lewat NTT

Kronologi Penangkapan WNA Bangladesh yang Selundupkan 5 WN Asing ke Australia lewat NTT

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Kepala BPBD Siak Ditahan karena Korupsi Dana Bencana Rp 1,1 M

Kepala BPBD Siak Ditahan karena Korupsi Dana Bencana Rp 1,1 M

Regional
Penyelundupan Puluhan Botol Miras dan Ratusan Kosmetik Ilegal Asal Malaysia Dibongkar

Penyelundupan Puluhan Botol Miras dan Ratusan Kosmetik Ilegal Asal Malaysia Dibongkar

Regional
Oknum Dosen di Palopo Dipecat karena Diduga Lecehkan Mahasiswi

Oknum Dosen di Palopo Dipecat karena Diduga Lecehkan Mahasiswi

Regional
Sakau, Penumpang 'Speedboat' dari Malaysia Diamankan, Ditemukan 142 Gram Sabu

Sakau, Penumpang "Speedboat" dari Malaysia Diamankan, Ditemukan 142 Gram Sabu

Regional
TNI AL Tangkap Penumpang 'Speedboat' dari Malaysia Saat Sakau

TNI AL Tangkap Penumpang "Speedboat" dari Malaysia Saat Sakau

Regional
Kakak Kelas Diduga Setrika Dada Juniornya di Semarang Diduga karena Masalah Salaman

Kakak Kelas Diduga Setrika Dada Juniornya di Semarang Diduga karena Masalah Salaman

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Regional
[POPULER REGIONAL] Soal Dugaan BAP 8 Pembunuh Vina Dirubah | Bobby Sentil Anggota Dishub Medan

[POPULER REGIONAL] Soal Dugaan BAP 8 Pembunuh Vina Dirubah | Bobby Sentil Anggota Dishub Medan

Regional
Tak Ada Petahana, PKB Optimistis Gus Yusuf Bisa Menang Pilkada Jateng

Tak Ada Petahana, PKB Optimistis Gus Yusuf Bisa Menang Pilkada Jateng

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com