Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Kasus Viral Niat Jual Ginjal di Indonesia, untuk Pengobatan Sang Adik hingga Bayar Utang Saat Kampanye

Kompas.com - 25/11/2022, 13:13 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - E (59), warga Kelurahan Latsari, Kabupaten Tuban, Jawa Timur menjadi perbincangan publik karena hendak menjual ginjalnya.

Dengan membawa poster bertuliskan jual ginjal lengkap dengan nomor ponselnya, E menawarkan ginjalnya itu kepada setiap pengendara yang melintas di Jalan Basuki Rahmat, Tuban pada Senin (21/11/2022).

Rencananya uang dari hasil penjualan ginjal akan digunakan untuk membayar utang sang anak yang mencapai Rp 150 juta.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 7 Juli 2019, ahli penyakit dalam ginjal-hipertensi FK UI, dr Tunggul Situmorang SpPD-KGH menegaskan, jual beli ginjal dan organ tubuh apapun tidak dibenarkan dan dilarang keras.

"(Jual beli organ) haram hukumnya," tegas Tunggul melalui sambungan telepon, Kamis (4/7/2019).

Baca juga: Sosok Ibu yang Ingin Jual Ginjal untuk Bayar Utang Anak yang Kabur, Sehari-hari Jualan Gorengan, Kini Menyesal

"Enggak boleh. Di seluruh dunia, jual beli organ dilarang. Di kita (Indonesia) melanggar Undang Undang, belum lagi melanggar moral. Jadi profesi (dokter) tidak pernah menyetujui apapun alasannya jual beli organ," jelas Tunggul.

Selain di Tuban, berikut 7 kasus viral jual ginjal di Indonesia:

1. Di Karawang, ibu jual ginjal karena anak sakit

Anisa (29) nekat menawarkan ginjalnya lewat jejaring sosial Facebook.KOMPAS.com/Farida Farhan Anisa (29) nekat menawarkan ginjalnya lewat jejaring sosial Facebook.
Pada Januari 2018, Anisa (29), warga Desa Cilewo, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang berniat menjual ginjal melalui jejaring media sosial Facebook.

Hal tersebut dilakukan karyawati salah satu toko pakaian karena butuh uang untuk membayar utang pada rentenir. Awalnya ia utang sebesar Rp 2 juta.

Namun dalam sebulan, ia harus mengembalikan Rp 3,5 juta. Tapi karena dua bulan tak menganggsur, total utang yang harus ia bayar Rp 5 juta.

Padahal gaji yang ia terima setiap bulan hanya Rp 600.000. Sementara snag suami sudah setahun tak pulang ke rumah.

Uang hasil menjual ginjal tersebut akan digunakan untuk melunasi utang kepada rentenir dan sisanya untuk menebus obat anak, Alyysa (2).

Allysa sempat dirawat di RSUD Karawang karena menderita Leukimia sejak umur sembilan bulan. Namun, karena keterbatasan alat, kemudian dia dirujuk ke RS Dharmais.

Ia sendiri mengaku berasal dari Balikpapan, Kalimantan Timur dan sejak 2011, ia diboyong suaminya ke Karawang.

Baca juga: Terlilit Utang dan Anaknya Sakit, Ibu Muda di Karawang Nekat Jual Ginjal

2. Nyaris jual ginjal untuk pengobatan bayinya

Pada April 2019, Rafika Dewi (25), seorang warga Tulungagung, Jawa Timur, menawarkan penjualan ginjalnya untuk biaya pengobatan bayinya yang tengah dirawat di rumah sakit.

Bayinya yang masih berusia 48 hari itu menjalani perawatan di RS Dr Iskak Tulungagung, karena mengalami infeksi pada bagian tali pusarnya.

Ia menjual ginjalnya melalui akun pribadi Facebook. Rafika mengaku niat itu muncul karena frustasi dan khawatir dengan biaya yang ditanggung untuk pengobatan anaknya.

Sementara sang suami, Budi Ariyanto yng bekerja serabutan sedang tak ada pekerjaan.

Namun ia pun mengurungkan niatnya untuk jual ginjal karena kondisi bayinya membaik dan diperbehkan pulang. Selain itu pihak rumah sakit membebaskan biaya perawatan untuk bayi Rafika sebesar Rp 2 juta.

Baca juga: Kisah Ibu di Tulungagung Nyaris Jual Ginjal demi Pengobatan Bayinya

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aniaya Siswa SMP di Kupang, 2 Pria Ditangkap Polisi

Aniaya Siswa SMP di Kupang, 2 Pria Ditangkap Polisi

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Gempa M 5,2 Lombok Barat, Warga Kaget Dengar Suara Gemuruh

Gempa M 5,2 Lombok Barat, Warga Kaget Dengar Suara Gemuruh

Regional
[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

Regional
Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Regional
Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com