Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Remaja Aniaya Seorang Nenek di Tapanuli Selatan, Apakah Termasuk Kenakalan Remaja?

Kompas.com - 23/11/2022, 14:26 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu heboh video sekelompok pelajar SMK di Tapanuli Selatan menganiaya seorang nenek di pinggir jalan.

Keenam remaja berinisial IH, ZA, VH, AR, RM dan ASH, merupakan pelajar di salah satu sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kabupaten Tapanuli Selatan.

Para pelajar itu melakukan penganiayaan dengan menendang bahkan memukul korban dengan sebatang kayu.

"Mereka memukul ibu itu dengan sebatang kayu. Pelakunya sama dan korbannya juga sama," kata Kapolres Tapanuli Selatan AKBP Imam Zamroni, dilansir dari Tribunnmedan.com.

Ditanya polisi, mengapa mereka tega melakukan perbuatan penganiayaan tersebut berniat hanya iseng ketika melihat korban saat bolos sekolah.

"Dari hasil pemeriksaan sementara iseng. Sambil bolos sekolah di hari Sabtu itu, mereka iseng berhentilah mau beri rokok sama korban, lalu satu orang pelaku terlalu over sehingga menendang korban," jelas Imam.

Penjelasan psikolog

Baca juga: Kasus Nenek Dianiaya 6 Siswa SMK di Tapanuli Selatan, Diduga Sengaja Direkam dan Bukan Pertama Kali

Menanggapi kenakalan remaja tersebut, Psikolog Anak RS Charitas Palembang, Devi Delia, M.Psi mengatakan, perbautan remaja-remaja seperti kasus pelajar SMK di Tapanuli Selatan yang menganiaya nenek termasuk dalam kenakalan remaja.

Devi mengatakan, menurut Sudarsono (2012), kenalan bukan hanya merupakan perbuatan anak yang melawan hukum semata, namun juga termasuk di dalamnya perbuatan melanggar norma masyarakat.

"Artinya, kelakuan remaja seperti yang dilakukan pelajar SMK di Tapanuli Selatan itu termasuk ke dalam kenakalan remaja," ujarnya.

Lantas, mengapa anak atau remaja bisa tega melakukan perbuatan tidak terpuji tersebut?

Menurutnya, remaja biasanya melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang.

Remaja cenderung berbuat tanpa memikirkan efek dari perilakunya, terutama jika melakukan perbuatan yang melanggar norma.

Padahal, lanjut Devi, jika remaja memikirkan dampak atas perbuatannya terlebih dahulu, maka kejadian yang bisa memicu kemarahan publik dapat dihindarkan.Baca juga: Begini Kondisi Nenek Usai Ditendang Pelajar SMK di Tapanuli Selatan

 

Selain itu, remaja sering menyangka bahwa perbuatannya hanya sebatas iseng, sementara kelakuan itu bisa berbuntut panjang, tidak hanya pada dirinya sendiri, melainkan bagi orang tua dan sekolah sebagai pendidik.

"Jadi mungkin mereka tidak menyangka bahwa perbuatan yang tadinya mereka pikir hanya iseng, ternyata menjadi berbuntut panjang," tambahnya.

Sumber: Kompas.com (Editor Michael Hangga Wismabrata)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com