MANOKWARI, KOMPAS.com - Elis Bawola (3), seorang bocah yang tinggal di Kampung Iriati, Distrik Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, mengalami pembengkakan di kepala dan perut sejak usia sembilan bulan.
Ibunda Elis, Yemima Marani (35), terlihat menggendong putrinya yang terlihat mulai gelisah berbaring di kasur.
Yemima menceritakan, Elis sempat berobat di salah satu rumah sakit di Jayapura, Papua, sekitar empat bulan lalu.
Setelah kembali dari Jayapura, Elis dirawat di rumah. Padahal, Elis diminta kembali berobat ke Jayapura.
"Tetapi kami tidak punya biaya, kemarin dorang minta KTP supaya dirujuk ke Jayapura, saya tidak mau karena selain tidak ada keluarga, bagaimana biaya kami selama dirawat di sana, kami hanya pasrah," kata Yemima di Rumah Sakit Provinsi Papua Barat, Jumat (11/11/2022).
Elis terlihat sesekali tersenyum melihat kepada warga yang membesuknya. Ketika ada pengunjung yang memakai masker, Elis meminta masker kepada ibunya. Setelah masker dipasang, ia kembali ceria.
Saat berobat ke Jayapura, Yemima menghabiskan biaya sekitar Rp 10 juta. Uang itu didapat dari bantuan pemerintah kabupaten yang diajukan pihak RSUD Teluk Wondama.
Baca juga: Korban Tewas Perahu Nelayan Terbalik di Perairan Wondama Bertambah Menjadi 2 Orang
"Saat itu sempat dilakukan tindakan operasi dan dokter memasang selang di tubuhnya, selang itu menghubungkan kepala dengan saluran kemih untuk menyedot cairan dari kepala," tutur Yemima.
Yemima menjelaskan, pihak rumah sakit di Jayapura meminta anaknya dirawat di sana. Namun, keterbatasan biaya dan tak adanya keluarga di Jayapura membuat Yemima berpikir ulang.
Yemima akhirnya memutuskan pulang ke Wasior untuk merawat anaknya secara mandiri.
"Sampai di Wasior, kami pasrah saja, anak ini dia tinggal saja dirumah dengan perawatan apa adanya. Kami tidak punya biaya ke rumah sakit" ucapnya.
Kehidupan Yemima dan suaminya, Yakop, juga tak baik-baik saja. Mereka hidup penuh keterbatasan. Bocah malang itu hanya bisa dirawat di rumah dengan pengobatan seadanya.
"Suami saya hanya tukang ojek, sesekali kalau ada kerja bangunan, dia ikut sebagai buruh. penghasilan suami apa adanya untuk biaya hidup saya dan anak-anak selama ini," tutur Yemima.
Yemima memiliki dua anak. Anak sulungnya yang berusia 18 tahun baru saja lulus dari salah satu sekolah di Wasior.