Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Proses Otopsi Korban Tragedi Kanjuruhan, Hasil Keluar Setelah 8 Pekan

Kompas.com - 06/11/2022, 10:00 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Suasana tangis duka menyelimuti proses otopsi terhadap dua korban tragedi Kanjuruhan, yang disaksikan sang ayah, Devi Athok Yulfitri, di Pemakaman Umum Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Sabtu (5/11/2022).

Devi tidak kuat menahan jerit tangisnya melihat makam kedua anaknya, Natasya Debi Ramadani (16) dan Naila Debi Anggraini (13) dibongkar untuk proses otopsi.

Di area pemakaman yang telah mulai digali makam kedua korban, pukul 09.30 WIB, Devi menjerit minta maaf kepada kedua anaknya.

"Sepurane, Nak (Mohon maaf, Nak," teriaknya.

Sanak saudara mencoba menenangkan Devi, namun tangisnya tidak terbendung hingga dia pun terjatuh di tengah kerumunan orang yang datang.

Baca juga: Proses Otopsi Korban Tragedi Kanjuruhan Berjalan Sekitar 7 Jam, Hasilnya Diprediksi Keluar 8 Pekan Lagi

Dalam proses otopsi ini, hadir berbagai pihak mulai dari Ketua Kompolnas, Irjen Pol Benny Josua Mamoto, Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo dan ratusan massa dari Aremania.

Pihak kepolisian dan TNI juga ikut berjaga di area pemakaman agar jalannya proses otopsi tertib dan berjalan lancar.

Tidak hanya itu, puluhan spanduk bertuliskan protes diantaranya 'Kenapa Kamu Tembakkan Kepada Kami', 'Usut Tuntas' dan 'Ekskutor=Tersangka', terpasang di area pemakaman.

Proses otopsi berjalan selama 7 jam

Tepat pukul 15.52 WIB, tim dokter forensik telah selesai melakukan proses otopsi terhadap dua jenazah korban tragedi Kanjuruhan tersebut.

Proses otopsi dilakukan selama kurang lebih 7 jam, sejak mulai pukul 09.00 WIB.

Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI), dr Nabil Bahasuan mengatakan selama proses otopsi itu, tim dokter forensik melakukan serangkaian pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam, dan pemeriksaan penunjang.

"Memang agak lama tadi karena terkendala penggalian makamnya," ungkapnya saat ditemui usai melakukan otopsi, Sabtu.

Nabil menyebut, kondisi jenazah sudah mulai membusuk, karena usia makam yang sudah lebih dari satu bulan.

"Namun organ apa saja yang kami ambil untuk dijadikan sampel, tidak bisa kami sampaikan. Karena ini menjadi rahasia kedokteran," jelasnya.

Baca juga: Jerit Tangis Devi Melihat Pusara Kedua Putrinya Digali untuk Otopsi, Berharap Keadilan Korban Tragedi Kanjuruhan

Hasil keluar setelah 8 pekan

Selanjutnya, tim dokter akan melakukan uji laboratorium dari hasil otopsi, tempat dan petugas pengujian laboratorium itu dipastikan independen.

"Tidak bisa kami sampaikan. Tapi pastinya independen," tegasnya. Sementara hasil otopsi, diperkirakan butuh estimasi waktu selama 8 pekan, tapi menurut Nabil bisa lebih cepat.

"PDFI mohon doa kepada masyarakat untuk bisa memberikan laporan hasil otopsi tadi," pungkasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Kabupaten Malang, Imron Hakiki | Editor Ardi Priyatno Utomo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada, Dico Ganinduto Sebut Surveinya di Jateng Baik

Jelang Pilkada, Dico Ganinduto Sebut Surveinya di Jateng Baik

Regional
KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS di Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600an

KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS di Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600an

Regional
500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

Regional
Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Regional
Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Regional
BEM Unnes Kritik Biaya Sumbangan Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Ini Kata Kampus

BEM Unnes Kritik Biaya Sumbangan Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Ini Kata Kampus

Regional
Satu Rumah dan 2 Sepeda Motor Ludes Terbakar di Sebatik, Diduga Akibat Korsleting Listrik

Satu Rumah dan 2 Sepeda Motor Ludes Terbakar di Sebatik, Diduga Akibat Korsleting Listrik

Regional
Partai di Brebes Buka Penjaringan Pilkada, Mantan Wakil Bupati dan Sejumlah Petani Bawang Ambil Formulir

Partai di Brebes Buka Penjaringan Pilkada, Mantan Wakil Bupati dan Sejumlah Petani Bawang Ambil Formulir

Regional
Jasad Korban Penembakan KKB Belum Dipindahkan karena Pesawat Takut Terbang ke Homeyo

Jasad Korban Penembakan KKB Belum Dipindahkan karena Pesawat Takut Terbang ke Homeyo

Regional
Klaim Dapat Dua Rekomendasi Golkar, Dico Bisa Pilih Maju di Pilkada Jateng atau Kendal

Klaim Dapat Dua Rekomendasi Golkar, Dico Bisa Pilih Maju di Pilkada Jateng atau Kendal

Regional
Cegah PMK Jelang Idul Adha, Pedagang di Solo Diminta Tak Datangkan Sapi dari Luar Daerah

Cegah PMK Jelang Idul Adha, Pedagang di Solo Diminta Tak Datangkan Sapi dari Luar Daerah

Regional
Raker Konwil I Apeksi Pekanbaru Dimulai, Ini Rangkaian Kegiatannya

Raker Konwil I Apeksi Pekanbaru Dimulai, Ini Rangkaian Kegiatannya

Kilas Daerah
Jadi Narsum HTBS, Pj Nurdin Paparkan Upaya Pemkot Tangerang Tanggulangi Tuberkulosis

Jadi Narsum HTBS, Pj Nurdin Paparkan Upaya Pemkot Tangerang Tanggulangi Tuberkulosis

Regional
Promosikan Produk Unggulan Koperasi dan UMKM, Pemkot Semarang Gelar SIM

Promosikan Produk Unggulan Koperasi dan UMKM, Pemkot Semarang Gelar SIM

Regional
Ingin Tetap Oposisi, PKS Solo Tolak Bergabung ke Prabowo-Gibran

Ingin Tetap Oposisi, PKS Solo Tolak Bergabung ke Prabowo-Gibran

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com