Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KAI Daop 4 Semarang Identifikasi 36 Titik Rawan yang Bisa Ganggu Perjalanan Kereta Api

Kompas.com - 19/10/2022, 12:59 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 4 Semarang mengidentifikasi 36 titik rawan yang mengganggu perjalanan kereta api selama musim penghujan.

Kepala Daop 4 Semarang KAI, Wisnu Pramudyo mengatakan, di tahun 2022 terdapat 36 titik yang bisa mengganggu perjalanan kereta api. Adapun rinciannya, 6 titik rawan banjir, 7 titik rawan longsor, 13 titik rawan amblas, dan 10 titik rawan lainnya.

"Titik rawan tersebut dapat dipantau dan dijaga oleh petugas," jelasnya saat dikonfirmasi, Rabu (19/10/2022).

Baca juga: 4 Hari Terjebak Longsor, Warga Polewali Mandar Nekat Terobos Hutan dan Sungai demi Beli Sembako

Dia mengaku, secara intensif melakukan upaya dalam meminimalisasi potensi bahaya yang dapat terjadi dan mengganggu perjalanan kereta api.

“Petugas secara bergantian bersiaga selama 24 jam untuk terus memantau daerah rawan bencana," ujarnya.

Para petugas juga dapat langsung melakukan tindakan jika terjadi masalah pada jalur rawan tersebut.

"Kita secara rutin melaksanakan pemeriksaan lintas dengan berjalan kaki oleh jajaran Top Manajemen yang dilakukan setiap minggunya," paparnya.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat langsung kondisi lintas jalur kereta api. Selain itu juga untuk mengantisipasi dan melakukan penanganan yang dapat membahayakan perjalanan kereta api.

"Langkah lainnya yaitu dengan melakukan normalisasi saluran air di kanan kiri jalur KA dari tumpukan sampah," katanya.

Pihaknya juga melakukan sterilisasi jalur kereta api dari pepohonan yang mengganggu jarak pandang masinis, serta perkuatan pondasi jalur rel kereta api.

"Kita melakukan penambahan balas serta pembuatan trucuk dari rel dan penahan dengan menggunakan karung diisi tanah pada daerah rawan longsor maupun banjir," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

Regional
Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Regional
Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Regional
3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Regional
Saat Keluarga Dokter Wisnu Titip Surat untuk Presiden Jokowi, Minta Bantuan Pencarian

Saat Keluarga Dokter Wisnu Titip Surat untuk Presiden Jokowi, Minta Bantuan Pencarian

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Regional
Mantan Walkot Tangerang Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Mantan Walkot Tangerang Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Regional
Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Regional
Konten Judi 'Online' dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Konten Judi "Online" dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Regional
Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Regional
Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Regional
Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Regional
Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Regional
Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program 'Sekolah Sisan Ngaji'

Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program "Sekolah Sisan Ngaji"

Regional
Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com