Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Lumpia Semarang, Berawal dari Kisah Cinta antara Lelaki Tionghoa dan Perempuan Jawa

Kompas.com - 09/09/2022, 17:15 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com- Lumpia dikenal sebagai kuliner khas Kota Semarang. Siapa sangka, makanan yang melegenda satu ini ternyata merekam sebuah kisah cinta antara pemuda etnik Tionghoa dan pribumi Jawa.

Berawal dari kisah cinta dua insan inilah, lalu tercipta resep makanan ringan sederhana yang dikenal dengan lumpia dan bertahan hingga sekarang.

Dalam sejarahnya, pada pertengahan abad ke-19 lalu, laki-laki kelahiran Fujian (Hokkian), di daratan Tiongkok, bernama Tjoa Thay Joe datang ke Indonesia dan memutuskan untuk menetap di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Baca juga: Lumpia Burger, Jajanan Unik di Kota Semarang yang Mengolaborasikan Makanan Lokal dan Barat

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dirinya membuat dan menjual makanan khas Tiongkok, yang berupa makanan pelengkap berisi daging babi dan rebung.

Saat berjualan di pasar, Tjoa Thay Joe bertemu seorang wanita kelahiran Semarang, Mbok Wasih namanya.

Konon, Mbok Wasih juga menjual makanan serupa. Bedanya, isiannya dilengkapi dengan kentang dan udang yang bercitra rasa manis.

Tidak lantas bersaing, mereka berdua justru saling memadu kasih hingga menikah.

Baca juga: Pusat Pembuatan Kulit Lumpia Khas Semarang, Ada sejak 20 Tahun Lalu, Sehari Produksi Ribuan Lembar

Sehingga, mereka juga memadukan makanan tersebut. Isinya tidak lagi daging babi, melainkan udang yang dicampur dengan rebung.

Dari olahan itu lah, kini lumpia khas Semarang sudah turun menurun hingga generasi keempat.

Hal tersebut disampaikan oleh pengelola kedai Lunpia Gang Lombok generasi keempat, Purnomo Usodo.

Lelaki dengan sapaan Pak Untung itu membenarkan, jika lumpia lahir dari kisah cinta antara pemuda Tionghoa dan Jawa.

"Iya memang betul itu awal mulanya dari situ. Mbok Wasih dari Jawa menikah dengan orang Tiongkok, Tjoa Thay You. Nah itu Mbahnya Papi saya," jelas Untung saat ditemui Kompas.com, Jumat (9/9/2022).

Untung menyebut, dulunya Tjoa Thay You dan Mbok Asih menjualkan lumpia dengan berkeliling dari sudut ke sudut kota Semarang.

Hingga akhirnya, mereka mendapat tempat persinggahan di sudut Gang Lombok, kawasan Pecinan Semarang yang masih bertahan hingga sekarang.

"Dulu jualannya masih keliling muter-muter di Semarang. Setelah dapet tempat sini, nongkrong di sini, sampai sekarang," tutur Untung.

Lebih jelas, Untung menuturkan, citra rasa dan resep lumpia yang digagas sejak ratusan lalu masih dipertahankan hingga saat ini.

Tak heran, banyak masyarakat lokal, luar kota, bahkan mancanegara memburu lumpia legendaris satu ini.

"Berdirinya sekitar tahun 1800-an, saya tidak tahu persisnya tahun berapa. Tapi generasi keempat ini tidak berubah, masih sama. Kita ngikut yang dulu, karena rasanya khas," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Regional
Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Regional
Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Regional
Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Regional
PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

Regional
Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Regional
APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

Regional
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Regional
Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Regional
Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Regional
Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com