Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita "Acting Residen" Lampung Saat Agresi Militer Belanda, Gerilya hingga 312 Kilometer

Kompas.com - 18/08/2022, 14:21 WIB
Tri Purna Jaya,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com- "Acting Residen" atau kepala pemerintahan darurat Lampung Mr Gele Harun dianugerahkan gelar Pejuang Kemerdekaan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Barat.

Taktiknya bergerilya di kabupaten tersebut saat Agresi Militer II Belanda ikut mempertahankan kemerdekaan Indonesia saat penjajah menguasai sejumlah ibu kota.

Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus mengatakan, penghargaan ini diberikan kepada Mr Gele Harun sebagai bentuk apresiasi atas perjuangan tersebut.

"Kita memberikan piagam penghargaan terhadap Gele Harun atas perjuangan beliau melawan penjajah," kata Parosil saat dihubungi, Rabu (17/8/2022).

Baca juga: Kisah 2 Veteran Perang Timor Timur, Pensiun Cuma soal Administrasi

Penghargaan ini diberikan kepada ahli waris Mr Gele Harun yaitu putra bungsunya Mulkarnaen Gele Harun.

Parosil menuturkan, dari studi literasi sejarah Kecamatan Way Tenong di Lampung Barat menjadi pusat pemerintahan dan "benteng terakhir" saat Agresi Militer II Belanda di Lampung.

Ketika itu ibukota Provinsi Lampung yakni Tanjung Karang sudah dikuasai oleh militer Belanda.

Baca juga: Jejak Perjuangan di Gedung Joang 45: Hotel Mewah yang Jadi Markas Pemuda Revolusioner

Mr Gele Harun yang kala itu bertindak selaku acting residen menggantikan Residen Sukardi pada 5 Januari 1949 memilih taktik gerilya di Kabupaten Lampung Barat agar tidak tertangkap oleh Belanda.

Mr Gele Harun, acting residen (kepala pemerintahan darurat) Lampung yang bergerilya hingga ratusan kilometer di Lampung Barat saat Agresi Militer II Belanda.KOMPAS.COM/DOK. Pemkab Lampung Barat Mr Gele Harun, acting residen (kepala pemerintahan darurat) Lampung yang bergerilya hingga ratusan kilometer di Lampung Barat saat Agresi Militer II Belanda.

Strategi ini juga sesuai perintah kilat No.1 Panglima Besar Jendral Sudirman kepada seluruh pejuang kemerdekaan Indonesia.

"Gele Harun menjadikan Lampung Barat sebagai benteng pertahanan terakhir. Kondisi geografis alam Lampung Barat mendukung taktik gerilya ini," kata Parosil.

Baca juga: Masjid Kauman Semarang, Cikal Bakal Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Punya Ornamen Bintang Daud

Jarak tempuh gerilya Gele Harun ini mencapai 312 kilometer dengan rute perbukitan dan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).

Rute perang gerilya Gele Harun ini dimulai dari Tanjung Karang (Bandar Lampung) – Pringsewu – Talang Padang – Ulu Belu – Way Tenong – Bukit Kemuning dan kembali ke Bandar Lampung.

"Dalam perjuangannya bergerilya dengan keterbatasan medis, Gele Harun harus kehilangan putrinya, Herlinawati yang kini dimakamkan di Pekon Sukaraja, Way Tenong," kata Parosil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com