Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Tukang Jahit Baju Adat Jokowi untuk Hari Kemerdekaan, Tak Menyangka hingga Dikebut 2 Hari 1 Malam

Kompas.com - 15/08/2022, 22:13 WIB
Defriatno Neke,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

BAUBAU, KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi), diagendakan akan menggunakan pakaian adat dari Provinsi Sulawesi Tenggara pada hari Kemerdekaan ke-77 RI pada Rabu (17/8/2022) besok.

Dari dua pakaian adat yang dikirim ke Istana Negara, terdapat satu baju dolomani yang biasa dipakai Sultan ke-35 Buton, Sultan Muhamad Ali.

Ibarat dongeng, membuat baju dolomani yang akan dikenakan Presiden Jokowi dikebut dalam waktu dua hari oleh seorang tukang jahit di Kota Baubau bernama Husain.

"Hari Kamis (11/8/2022) kemarin, saya ditelepon, buatkan pakaian untuk bapak Presiden Jokowi yang akan dipakai pada Hari Kemerdekaan. Saya selesai maghrib, total sampai dua hari, sudah selesai semua,” kata Husain saat ditemui di tempat kerjanya, Senin (15/8/2022).

Menurut Husain, dalam membuat baju adat ini sebenarnya membutuhkan waktu lama yakni sekitar dua atau tiga minggu. Pasalnya pengerjaan baju adat ini cukup rumit dan tidak boleh salah.

Baca juga: Istana Negara Pesan Pakaian Adat untuk Jokowi di Upacara Kemerdekaan, Baju Kesultanan Buton Pun Dikirimkan

“Karena dalam membuat baju kesultanan ini terdapat banyak ornamen gambar yang memiliki filosofi yang memiliki makna. Jadi tidak boleh salah dalam membuatnya,” ujarnya.

Husain mengaku pernah membuat baju adat untuk pejabat tapi membutuhkan waktu yang lama.

“Tapi kalau yang ini (baju untuk Presiden Jokowi), ini benar-benar dikebut. Saya mengerjakan dua hari satu malam sampai subuh,” ucap Husain.

Ia mengaku tak kesulitan membuat baju adat dolomani yang dikenakan Presiden Jokowi. Hal ini karena untuk ukuran baju presiden sudah dikirimkan dari pemerintah daerah.

Untuk harga pakaian tersebut, Husain enggan menyebutkan jumlah nominalnya.

“Harga belum tahu. Bagi saya harga nomor dua. Yang pertama adalah kualitas saya jaga dan kedua pakaian ini harus cepat selesai,” tuturnya.

Dia merasa bangga karena bisa membuatkan baju untuk orang nomor satu republik ini. 

“Saya bangga sekali. Perasaan saya, alhamdulillah. Saya bisa mengerjakan RI 1. Saya tidak menyangka sama sekali butuh proses yang luar biasa,” kata Husain.

Baju dolomani terdapat berbagai filosofi adat. Motif bunga rongo bermakna menjadi seorang pemimpin itu dari bawah naik ke atas. Namun, suatu saat akan lalu turun lagi ke bawah menjadi rakyat biasa.

Kemudian terdapat ornamen tumbuhan dengan buah yang manis tapi gatal. Motif ini bermakna seorang pemimpin harus waspada terhadap bahaya yang mengancam daerahnya.

Lalu pada kopiah terdapat ornamen bunga dan tulisan kaligrafi maulana yang artinya sejahtera. Filosofinya adalah seorang pemimpin harus mampu membawa kesejahteraan, amanah dan mengutamakan kepentingan rakyat dari pada kepentingan pribadi.

 “Saya buat ini sama seperti pakaian Sultan Muhamad Ali, hanya saya sudah modifikasi sebagian karena bahannya beda seperti yang dulu,” ucap Husain.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sumsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sumsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com