KOMPAS.com - Catatan kejadian wabah kelaparan di Papua bertambah panjang setelah sedikitnya tiga orang dilaporkan tewas di Kabupaten Lanny Jaya, Papua.
Selama satu bulan terakhir warga di dua di kabupaten itu mengalami gagal panen. Cuaca dingin yang memicu kekeringan diduga sebagai penyebabnya.
Namun, peneliti pertanian menilai terganggunya ketahanan alam di Papua disebabkan faktor manusia, bukan iklim.
“Warga Papua itu kan mayoritas petani dan peladang yang tinggal di pegunungan selama ribuan tahun, jadi kalau mereka kelaparan itu aneh, berhadapan dengan iklim yang berubah-ubah begitu sudah biasa,” kata Dr Mulyadi, dosen pertanian di Universitas Papua kepada wartawan BBC News Indonesia, Valdya Baraputri.
Baca juga: Fenomena Embun Beku di Kuyawage Lanny Jaya, Kemensos Kirim 2.800 Kilogram Beras
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Papua, Wiliam Manderi, berkata timnya kini tengah berada di lokasi.
“Tim ini turun ke lapangan untuk mengecek kepastian di lapangan seperti apa. Baik itu kerusakannya maupun kerugiannya, lalu kebutuhan apa yang harus dipantau dan ditanggulangi ,” ujar dia.
Menurutnya, lokasi kejadian cukup sulit untuk dicapai– dua jam terbang dengan pesawat dari Jayapura, disambung kurang lebih dua jam berjalan kaki.
Dari laporan sementara diketahui sedikitnya tiga orang meninggal dunia, satu orang kritis, sementara sekitar 500 orang kelaparan.
Baca juga: Embun Beku di Kuyawage Papua, Fenomena Pertama Tahun 1998 hingga Ada Warga yang Tewas Kelaparan
Kegagalan panen akibat faktor cuaca ini berdampak fatal karena masyarakat sangat bergantung pada hasil kebun mereka.
"Di sana satu-satunya sumber makanan mereka adalah dari hasil berkebun," kata Direktur Eksekutif Walhi Papua, Maikel Primus Peuki lewat sambungan telepon.
"Dengan adanya perubahan cuaca ini, mereka kehilangan sumber pangan."
Sebuah video yang diakui Walhi bersumber dari salah satu jaringannya di lokasi kelaparan, menunjukan sekelompok warga yang tengah meratapi kerusakan kebunnya.
Baca juga: Melihat Distrik Kuyawage Papua, Daerah Rawan KKB yang Terdampak Embun Beku hingga Kekeringan
Sementara itu, secara terpisah kepada wartawan, Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura, Hendro Nugroho meminta masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya mewaspadai potensi cuaca ekstrem, seperti embun beku, hujan es, dan angin kencang.
Dalam menghadapi cuaca ekstrem, Hendro menganjurkan pembangunan lumbung untuk menyimpan makanan. Tujuannya agar saat musim kemarau seperti ini masyarakat tidak mengalami krisis bahan pangan.