Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertibkan Antrean, Pertamina Tambah Pasokan Solar Subsidi di SPBU KM 13 Balikpapan

Kompas.com - 14/04/2022, 08:43 WIB
Ahmad Riyadi,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Meski telah dibangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) baru di KM 13, Jalan Pulau Balang, Balikpapan Utara, Kalimantan Timur, antrean masih terlihat mengular.

Untuk menghindari antrean yang lebih panjang, PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan melakukan penyesuaian alokasi produk bahan bakar di SPBU yang menjual solar subsidi.

Seperti diketahui sebelumnya, Pemerintah Kota Balikpapan mengeluarkan Surat Edaran pada 1 April terkait pengaturan jenis kendaraan yang mengisi bahan bakar solar subsidi di SPBU.

Baca juga: Empat Bulan Beraksi, 7 Tersangka Penimbun Solar di Jabar Rugikan Negara hingga Rp 465 Juta

Dalam edaran tersebut, pemerintah membagi pelayanan produk solar subsidi ke lima SPBU yang ada di Kota Balikpapan, yakni SPBU 64.76105 Kebun Sayur, SPBU 64.76102 Gunung Malang, SPBU 64.76115 KM 9, SPBU 64.76110 KM 14, dan SPBU 64.76119 KM 13.

Upaya tersebut dilakukan untuk menjaga keamanan, ketertiban dan kondusifitas penyaluran bahan bakar jenis solar subsidi.

Sebagai bentuk dukungan atas kebijakan tersebut, Pertamina melakukan penyesuaian pasokan bahan bakar solar subsidi, dengan mengalihkan pasokan ke SPBU 64.76119 KM 13 dari 16 kiloliter (KL) menjadi 32 kiloliter (KL).

“Upaya pemusatan kendaraan besar truk roda enam atau lebih ke SPBU KM 13 ini terbukti mampu mengurai tingkat antrian kendaraan di perkotaan, sehingga lalu lintas jalan menjadi lebih kondusif dan masyarakat lebih aman berkendara karenanya Pertamina menambah pasokan Solar ke SPBU tersebut menjadi 32 KL per hari," kata Area Manager Communication & CSR Regional Kalimantan, Susanto August Satria.

Satria menambahkan, pihaknya secara rutin berkoordinasi dengan instansi terkait sebagai upaya pemberian pelayanan yang optimal bagi masyarakat.

“Secara rutin kami akan melakukan evaluasi dan melaporkan kondisi distribusi di lapangan pasca diberlakukannya kebijakan dari Surat Edaran Walikota,” jelasnya.

Baca juga: Dua Sopir Pembawa Ratusan Liter Solar di Bangka Ditangkap

Lebih lanjut, Satria menjelaskan bahwa Pertamina tetap melakukan pengiriman solar subsidi setiap harinya ke SPBU yang dimaksud.

Diterangkan juga bahwa terdapat 5 nozzle yang beroperasi untuk melayani pembelian bahan bakar solar subsidi di SPBU KM 13.

“Pasokan telah kami sesuaikan dan seoptimal mungkin diupayakan pengiriman bahan bakar datang tepat waktu, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir karena stok solar subsidi tercukupi,” ujar Satria.

Baca juga: Polisi Ungkap Penimbunan 25.000 Liter Solar Bersubsidi di Jabar, 7 Orang Ditangkap

“Memang ada antrian kendaraan truk besar di SPBU KM 13, tetapi kondisinya tertib dan itu merupakan konsekuensi dari diberlakukannya Surat Edaran Walikota dimana di wilayah perkotaan lebih nyaman, tapi memang di KM 13 akan tampak antrian apalagi truk besar semua terkonsentrasi disitu. Yang penting antrian tertib dan pembelian solar subsidi terlayani dengan baik,” tambah Satria.

Pertamina menghimbau kepada masyarakat agar menggunakan bahan bakar sesuai dengan peruntukannya, agar bahan bakar subsidi dapat disalurkan tepat dengan sasaran.

Bagi masyarakat yang membutuhkan informasi lebih lanjut terkait dengan produk dan pelayanan dari Pertamina dapat menghubungi kontak Pertamina di 135 atau mengakses website resmi www.pertamina.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kick Off ILP, Pj Walkot Nurdin: Upaya Wujudkan Pelayanan Kesehatan Paripurna

Kick Off ILP, Pj Walkot Nurdin: Upaya Wujudkan Pelayanan Kesehatan Paripurna

Kilas Daerah
Status Gunung Ibu Naik Jadi Siaga, Terdengar Dentuman dan Erupsi

Status Gunung Ibu Naik Jadi Siaga, Terdengar Dentuman dan Erupsi

Regional
Suami Tewas Diduga Dianiaya Polisi di Aceh Utara, Istri Korban Minta Hukum Pembunuhnya

Suami Tewas Diduga Dianiaya Polisi di Aceh Utara, Istri Korban Minta Hukum Pembunuhnya

Regional
Perbaikan Jalan Pantura Demak Menyisakan 2 Titik, Contraflow Diberlakukan Jika Macet

Perbaikan Jalan Pantura Demak Menyisakan 2 Titik, Contraflow Diberlakukan Jika Macet

Regional
Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Regional
Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Regional
Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Regional
Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com