KOMPAS.com - Fenomena Ombak Bono atau Bono Wave yang terjadi di hilir Sungai Kampar, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau memang menjadi daya tarik tersendiri.
Penampakan ombak menggulung setinggi lima hingga enam meter yang datang tiba-tiba ini memang tidak lazim ditemukan di sebuah sungai.
Baca juga: Berselancar dengan Bono dan Mitos Ombak Tujuh Hantu di Sungai Kampar
Tak heran jika Ombak Bono Sungai Kampar terkenal sebagai salah satu fenomena menarik bagi pencinta olahraga ekstrem.
Hal ini juga terkait dengan istilah Bono yang dalam bahasa masyarakat setempat berarti berani.
Baca juga: Mau Uji Nyali? Yuk Jajal Ombak Bono di Sungai Kampar
Ombak Bono terbukti bisa menarik banyak peselancar internasional untuk datang dan menjajal keberanian dan kemampuan mereka dalam menghadapi ombak besar.
Baca juga: Kapal yang Ditumpangi Wartawan Karam Diterjang Ombak Bono di Riau
Dilansir dari laman resmi Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Sungai Kampar memiliki panjang sekitar 413 km dengan hulu di Kabupaten Lima Puluh Kota (Sumatera Barat) dan bermuara di Selat Malaka.
Pada bagian hilirnya, terdapat fenomena unik yaitu terjadinya ombak besar bergulung-gulung yang kemudian dikenal dengan Ombak Bono.
Ombak Bono terjadi akibat bertemunya arus sungai menuju laut yang bertemu dengan arus pasang air laut menuju sungai (tidal bore).
Gelombang pasang air laut dari Selat Malaka dan Laut Cina Selatan bertemu dengan arus sungai di muara Sungai Kampar yang sempit dan dangkal.
Hal ini kemudian menyebabkan terjadinya benturan hingga terbentuk turbulensi yang membentuk ombak tinggi dan dentuman keras.