Salin Artikel

Ombak Bono di Sungai Kampar: Penyebab, Waktu Kemunculan, Karakteristik, dan Mitos Tujuh Hantu

KOMPAS.com - Fenomena Ombak Bono atau Bono Wave yang terjadi di hilir Sungai Kampar, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau memang menjadi daya tarik tersendiri.

Penampakan ombak menggulung setinggi lima hingga enam meter yang datang tiba-tiba ini memang tidak lazim ditemukan di sebuah sungai.

Tak heran jika Ombak Bono Sungai Kampar terkenal sebagai salah satu fenomena menarik bagi pencinta olahraga ekstrem.

Hal ini juga terkait dengan istilah Bono yang dalam bahasa masyarakat setempat berarti berani.

Ombak Bono terbukti bisa menarik banyak peselancar internasional untuk datang dan menjajal keberanian dan kemampuan mereka dalam menghadapi ombak besar.

Penyebab Terjadinya Ombak Bono

Dilansir dari laman resmi Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Sungai Kampar memiliki panjang sekitar 413 km dengan hulu di Kabupaten Lima Puluh Kota (Sumatera Barat) dan bermuara di Selat Malaka.

Pada bagian hilirnya, terdapat fenomena unik yaitu terjadinya ombak besar bergulung-gulung yang kemudian dikenal dengan Ombak Bono.

Ombak Bono terjadi akibat bertemunya arus sungai menuju laut yang bertemu dengan arus pasang air laut menuju sungai (tidal bore).

Gelombang pasang air laut dari Selat Malaka dan Laut Cina Selatan bertemu dengan arus sungai di muara Sungai Kampar yang sempit dan dangkal.

Hal ini kemudian menyebabkan terjadinya benturan hingga terbentuk turbulensi yang membentuk ombak tinggi dan dentuman keras.

Ombak Bono memang tidak terjadi setiap hari di Sungai Kampar, melainkan hanya muncul di waktu-waktu tertentu.

Ombak Bono hanya muncul pada saat bulan purnama pada bulan Oktober hingga Desember ketika puncak musim hujan, dan pada bulan Februari hingga Maret.

Tinggi Ombak Bono diketahui pernah mencapai 4 hingga 5 meter, sementara panjang Ombak Bono adalah sekitar 200 meter hingga 2 kilometer.

Ombak Bono terjadi dengan durasi sekitar 2 jam dengan kecepatan rata-rata 40 kilometer per jam.

Jarak tempuh Ombak Bono adalah sejauh 50-60 km di sepanjang daerah aliran sungai dari muara di Desa Pulau Muda menuju Desa Teluk Meranti dan Tanjung

Mitos Bono si Gelombang Hantu

Dilansir dari laman indonesia.go.id, misteri Ombak Bono juga menyimpan mitos yang dipercaya oleh masyarakat setempat.

Dalam kisah masyarakat Melayu Lama yang berjudul Sentadu Gunung Laut, Ombak Bono disebut terjadi karena sosok tujuh hantu.

Tujuh hantu ini datang dan menghancurkan sampan maupun kapal yang melintasi Sungai Kampar.

Alih-alih berwujud makhluk menakutkan, tujuh hantu itu datang dalam bentuk tujuh gulungan ombak mulai dari gulungan ombak terbesar di bagian depan diikuti enam gulungan ombak di belakangnya dengan tinggi ombak lebih kecil.

Ombak besar inilah yang sangat ditakuti masyarakat sehingga untuk melewatinya harus diadakan semah.

Semah adalah upacara adat setempat yang dilakukan di waktu pagi atau siang hari dengan dipimpin tetua adat setempat.

Maksud dari upacara adat ini adalah agar para nelayan selamat saat berhadapan dengan Ombak Bono.

Terkait kisah ini, Ombak Bono juga dijadikan ajang uji nyali bagi setiap pendekar Melayu pesisir untuk meningkatkan keahlian bertarungnya.

Sumber:
indonesia.go.id 
pariwisata.riau.go.id 
indonesiabaik.id 

https://regional.kompas.com/read/2022/03/08/191553878/ombak-bono-di-sungai-kampar-penyebab-waktu-kemunculan-karakteristik-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke