Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Penambang Ditemukan Tewas, Korban Diduga Jatuh Saat Perahu Dihantam Gelombang

Kompas.com - 01/03/2022, 16:28 WIB
Mohamad Adlu Raharusun,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MANOKWARI, KOMPAS.com - Kapolres Manokwari AKBP Parisian Herman Gultom mengungkap dugaan penyebab kematian seorang penambang yang jenazahnya ditemukan pada Minggu (27/2/2022). 

Korban diduga terjatuh ke sungai saat perahu yang ditumpanginya diterjang gelombang.

Baca juga: Polda Papua Barat Sebut Pengunggah Konten Berbau Rasis di Manokwari Sudah Pindah ke Waropen Papua

"Hasil pemeriksaan saksi, ada empat orang bersama korban menaiki perahu, kemudian salah satu saksi melihat dan berusaha menolong namun tidak bisa menolong," kata Parisian di Manokwari, Selasa (1/3/2022).

Korban bernama Ardi, warga asal Bone, Sulawesi Selatan, tetapi memiliki kartu tanda penduduk dari Kalimantan Timur. Ardi ke Manokwari karena dipanggil bekerja di lokasi tambang emas.

Di Kalimantan Timur, Ardi sehari-hari berpengalaman mengoperasikan perahu motor.

Pada Sabtu (26/2/2022), Ardi mengantar kebutuhan logistik atau barang-barang ke pelabuhan bersama temannya. Di lokasi penambangan, beberapa penambang ikut menumpang perahu.

Saat berlayar, kapal dengan mesin 40 PK yang dibawa Ardi dihantam gelombang. Gelombang itu diduga membuat mesin perahu bergeser dan mengenai Ardi hingga terjatuh.

"Jadi sementara, korban meninggal dunia akibat jatuh ke Sungai Wariori," kata Parisian.

Meski begitu, Parisian mengaku belum mengetahui detail perjalanan korban dengan perahu dari mana ke mana.

Korban sempat dicari keluarga dan rekannya yang mendengar kabar tersebut. Korban ditemukan di Kali Wariori pada Minggu (27/2/2022) pukul 10.00 WIT.

Sementara itu, pengurus Kerukunan Masyarakat Bone yang juga dosen ilmu pidana di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Manokwari Andi Muliyadi mengatakan, polisi harus menyelidiki secara mendalam kematian Ardi.

"Korban merupakan warga Bone Sulawesi Selatan, pagi tadi baru dikirim jenazahnya ke Makassar untuk dimakamkan" kata Andi Muliyono saat dihubungi.

"Kami minta kepolisian melakukan penyelidikan secara komprehensif terhadap kematian Ardi, yang juga merupakan warga kami," katanya.

Ia menyebutkan, polisi harus meminta pertanggungjawaban pihak yang mempekerjakan korban.

"Bagaimana hak-hak tenaga kerja ini perlu polisi meminta pertanggungjawaban terhadap pihak yang mendatangkan korban untuk bekerja di lokasi tambang," tuturnya.

Andi menjelaskan, korban baru enam bulan berada di Manokwari. Korban didtangkan dari Kalimantan untuk bekerja di lokasi tambang emas di Manokwari.

"Dengan ditemukan korban ini menanunjukan bahwa aktivitas tambang ilegal masih berlangsung, bagaimana peran polisi terhadap aktivitas ilegal yang belum memiliki dasar hukum," tuturnya.

Baca juga: Unggah Konten Rasis hingga Warga di Manokwari Blokade Jalan, ES Dijemput Polisi

Seharusnya, kata dia, penambangan tersebut dihentikan sembari menunggu kebijakan pemerintah soal payung hukum berupa perizinan.

"Masa aktivitas masih berlangsung di tengah wacana pemerintah memikirkan untuk membuat izin tambang. Harusnya polisi menghentikan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Viral, Bupati Pemalang Touring Pakai Pelat Palsu, Mansur: Keteledoran Tim

Viral, Bupati Pemalang Touring Pakai Pelat Palsu, Mansur: Keteledoran Tim

Regional
Polisi Tangkap Pria yang Cabuli Anak di Bawah Umur di Toilet Sekolah

Polisi Tangkap Pria yang Cabuli Anak di Bawah Umur di Toilet Sekolah

Regional
Gaji Guru PPPK di Semarang Masih Belum Cair, Wali Kota: Sabtu Cair

Gaji Guru PPPK di Semarang Masih Belum Cair, Wali Kota: Sabtu Cair

Regional
Kick Off ILP, Pj Walkot Nurdin: Upaya Wujudkan Pelayanan Kesehatan Paripurna

Kick Off ILP, Pj Walkot Nurdin: Upaya Wujudkan Pelayanan Kesehatan Paripurna

Kilas Daerah
Status Gunung Ibu Naik Jadi Siaga, Terdengar Dentuman dan Erupsi

Status Gunung Ibu Naik Jadi Siaga, Terdengar Dentuman dan Erupsi

Regional
Suami Tewas Diduga Dianiaya Polisi di Aceh Utara, Istri Korban Minta Hukum Pembunuhnya

Suami Tewas Diduga Dianiaya Polisi di Aceh Utara, Istri Korban Minta Hukum Pembunuhnya

Regional
Perbaikan Jalan Pantura Demak Menyisakan 2 Titik, Contraflow Diberlakukan Jika Macet

Perbaikan Jalan Pantura Demak Menyisakan 2 Titik, Contraflow Diberlakukan Jika Macet

Regional
Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com