Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Tarik Mundur Polisi Bersenjata di Desa Wadas, Pendemo Lakukan Aksi Protes Bakar Ban di Semarang

Kompas.com - 10/02/2022, 19:10 WIB
Riska Farasonalia,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Sejumlah pendemo melakukan aksi bakar ban di Jalan Pantura Semarang-Kendal, tepatnya di depan UIN Walisongo, Kota Semarang Kamis (10/2/2022) sore.

Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap pembangunan proyek Bendungan Bener dan tambang batu andesit di Desa Wadas, Purworejo.

Para pendemo juga mengecam tindakan represif aparat kepolisian kepada warga saat terjadi kericuhan di Desa Wadas pada Selasa (8/2/2022).

Baca juga: Alasan Warga Wadas Tak Hadir dalam Mediasi Komnas HAM

Dalam aksi demo itu, petugas sempat berusaha memadamkan api namun dihalangi oleh massa aksi yang membuat formasi lingkaran

Pendemo yang sebagian besar mahasiswa itu melakukan aksi solidaritas dengan membawa atribut demo seperti poster ataupun banner.

Poster demo itu diantaranya bertuliskan "Selamatkan Wadas dari Perampas", "Bendungan Bener Ora Bener", hingga "Usut Tuntas Tindakan Represif Aparat".

Aksi demo ini sempat diwarnai insiden saat kamera salah satu jurnalis televisi yang meliput rusak terkena pukul massa.

Ketua Komisariat PMII UIN Walisongo Semarang, Khoirul Fajri As-syihab mengatakan pihaknya mendesak Gubernur Jawa Tengah dan Kapolda Jawa Tengah menarik mundur ratusan polisi bersenjata lengkap dari Desa Wadas.

"Kami aksi damai mendesak Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Kapolda Jateng, Pak Ahmad Luthfi untuk menarik pasukan di Wadas karena mengintimidasi dan banyak dugaan represif di sana. Lebih baik dengan jalur mediasi atau musyawarah, " kata Khoirul di lokasi, Kamis (10/2/2022).

Baca juga: Gubernur Ganjar Sewa Bus untuk Pulangkan Warga Desa Wadas dari Kantor Polisi

Pihaknya akan terus melakukan aksi demo jika tidak ada kepastian mundurnya aparat kepolisian dari Desa Wadas.

"PMII Komisariat Wali Songo mengultimatum jika 3x24 jam tidak ada respon maka akan lakukan aksi lebih besar agar pasukan ditarik mundur pasukan di area wadas," tegasnya.

Sementara itu, ia meluruskan terkait insiden dengan jurnalis televisi saat aksi demo merupakan kesalahpahaman.

Massa sempat mengira jurnalis tersebut adalah polisi yang menyelinap masuk.

Baca juga: Berencana Temui Ganjar dan Warga Wadas, Komnas HAM: Belum Dialog, Warga Masih Marah

"Lapangan dinamis, tidak ada masalah dengan teman wartawan. Terjadi kesalahpahamam dikarenakan dikira temen wartawan tadi dikira polisi yang menyusup. Terjadi senggolan dan sudah dibicarakan. Kita tidak ada masalah dengan teman media," ujar dia.

Aksi demo ini juga sempat menyebabkan kemacetan yang panjang dari Kalibanteng hingga ke arah Kendal.

Sekitar pukul 16.30 WIB arus lalulintas dari dua arah sudah kembali lancar dan massa aksi sudah membubarkan diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com