Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Anak Garut Korban Guru Pesantren Cabul di Bandung Didampingi P2TP2A, Kini Tinggal Bersama Orangtua

Kompas.com - 08/12/2021, 20:05 WIB
Ari Maulana Karang,
Khairina

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut, telah melakukan pendampingan terhadap korban dari kasus guru ngaji cabul di Bandung.

"Kita menerima permohonan pendampingan sejak Juni lalu, setelah kasusnya ditangani Polda Jabar," jelas Ketua P2TP2A Kabupaten Garut, Diah Kurniasari Gunawan, Rabu (8/12/2021) saat dihubungi lewat telepon genggamnya.

Baca juga: Guru Pesantren di Bandung Berulang Kali Perkosa Santriwati hingga Ada yang 2 Kali Melahirkan

Menurut Diah, ada 21 anak yang jadi korban, bukan hanya di dari Garut, tapi dari beberapa daerah di Jabar.

Dari Garut, ada 11 orang anak yang jadi korban dan didampingi P2TP2A Garut begitu mereka diambil oleh penyidik Polda Jabar dari pesantren tersebut.

"Alhamdulillah penyidik di Polda Jabar bekerjasama dengan baik, kita fasilitasi dari mulai proses BAP di rumah aman kita, visum, pendampingan psikolog, pemeriksaan darah untuk penyidikan dan lainnya" katanya.

Menurut Diah, dari 11 anak yang menjadi korban, mereka ada yang telah memiliki anak dan hamil.

Satu orang yang hamil telah melahirkan dengan difasilitasi P2TP2A, satu lainnya masih menunggu kelahiran.

Saat ini, mereka telah menjalani proses reintegrasi di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing. Namun, masih terus dalam pantauan P2TP2A Garut mengingat, ada yang masih hamil dan juga perkembangannya terus dalam pemantauan P2TP2A.

"Sekarang mereka sudah tenang di kampungnya dan tinggal bersama orangtuanya, yang masih usia sekolah kita bantu masuk sekolah dan ada yang meneruskan kuliah juga," kata Diah.

Baca juga: Guru Pesantren di Bandung Perkosa 12 Santriwati, 8 Sudah Melahirkan dan 2 Hamil

Diah menuturkan, P2TP2A Garut terus memantau perkembangan kasusnya, karena jika anak-anak dipanggil untuk dimintai keterangan di pengadilan, mereka didampingi petugas P2TP2A.

Diah meminta, media bisa menutupi identitas para korban karena ada Pedoman Pemberitaan Ramah Anak yang harus dipedomani media dalam memberitakan kasus-kasus Anak Berhadapan Dengan Hukum (ABH).

"Mohon dijaga ya identitasnya, mereka sudah hidup tenang dan membangun masa depan lagi, kita sama-sama lindungi ya," pintanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com