YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Malioboro sudah mulai berangsur normal seperti sebelum masa pandemi Covid-19.
Meski Malioboro sudah mulai dibanjiri pengunjung, daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih.
"Wisatawan udah lumayan ada tapi minat belinya enggak ada, daya belinya kurang. Mungkin dari luar kota sama aja keluar ingin refreshing, tapi keuangan pas-pasan," kata salah satu pedang kaki lima (PKL) Malioboro Tatang (42), Jumat (24/9/2021).
Baca juga: Yogyakarta Perpanjang PPKM Level 4, Jalan Malioboro Dibuka dari Pagi sampai Sore
Dia menyampaikan, pandemi Covid-19 menyebabkan omzet penjualannya menurun drastis.
"Rombongan banyak, omzetnya turun lumayan juga. Ada kunjungan, tapi minat pembelinya kurang," ungkapnya.
Tatang juga memilih tidak membuka lapaknya saat pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
"PSBB pertama sudah tutup lama, terus bisa buka, mending itu agak lumayan hampir normal. Nah setelah PPKM mati kutu lagi," ungkap Tatang.
Senada dengan Tatang, Anggun (29), pedagang kaus juga tidak berdagang selama satu bulan saat awal diberlakukannya PSBB oleh pemerintah.
Dia memaksimalkan mendapatkan keuntungan pada akhir pekan.
"Pernah enggak laris semenjak awal buka PPKM. Andalan Sabtu Minggu, Jumat juga tapi kadang ramai, kadang enggak," kata dia.
Baca juga: Ini Aturan Baru Berwisata di Malioboro, Salah Satunya Ada Pembatasan Waktu
Anggun menambahkan, wisatawan yang berkunjung ke Malioboro saat akhir pekan kebanyakan berasal dari luar Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.
"Sekarang wisatawan dari dalam DI Yogyakarta hanya jalan-jalan saja. Karena peminat kaus wisatawan dari luar DI Yogyakarta," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.