AMBON, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Ambon tengah mempersiapkan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.
Rencananya dalam dua pekan ke depan, sistem belajar tatap muka akan dicoba untuk siswa SMP di Kota Ambon.
“Bisa saja kalau dua minggu ke depan terus melandai, kita lakukan (PTM). Ini sedang proses persiapan dalam seminggu dua minggu lagi, persiapan semakin cepat semakin baik,” kata Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy kepada Kompas.com, Rabu (8/9/2021).
Baca juga: Profil dan Sejarah Lahirnya Kota Ambon
Richard menyatakan, saat ini berbagai persiapan terus dilakukan termasuk koordinasi dengan pihak sekolah dan juga orang tua siswa.
Koordinasi, menurutnya, penting dilakukan karena pemkot tidak ingin mengambil risiko saat PTM diterapkan.
“Kita rapat koordinasi terus dengan orang tua dan sekolah karena (PTM) itu musti disiapkan, setiap ruang kelas harus sediakan tempat cuci tangan. Jangan kita anggap ini biasa saja tapi jadi masalah bagi kita,” katanya.
Richard menambahkan, saat ini sudah 14.000 siswa SMP dari total 30.000-an siswa di Ambon yang telah diberikan vaksin.
Meski begitu, pihaknya tidak ingin gegabah menerapkan PTM sebelum semua persiapan dilakukan secara matang.
“Saya berharap kasus ini turun lagi, landai lagi, agar kita bisa ambil kebijakan segera, karena memang untuk PTM butuh kajian dan pertimbangan khusus, tidak bisa kita gegabah,” katanya.
Baca juga: Wali Kota Optimistis Ambon Capai Herd Immunity Sebelum Akhir 2021
Ia memastikan, uji coba PTM di Kota Ambon akan dimulai dari siswa SMP. Alasannya siswa SMP sudah lebih dewasa dibandingkan siswa SD.
“Kita mulai dari SMP dulu. Kenapa? Karena SMP ini mulai akil baligh, dia mulai mengerti. Tapi kalau siswa SD ini belum bisa," jelasnya.
Menurut Richard, pelaksanaan PTM sebenarnya memungkinkan digelar bagi siswa kelas 4, 5, dan 6 SD. Namun ia ragu jika diterapkan bagi siswa yang lebih kecil yakni kelas 1, 2, dan 3.
"Kalau kelas 1, 2, dan 3 belum bisa karena mereka sama sekali belum mengerti. Jangan sampai kita euforia lalu menimbulkan klaster baru dan itu berat bagi kita,” ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.