Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akses Jalan Tertutup, Warga Rusak Pagar Lintasan Sirkuit MotoGP Mandalika

Kompas.com - 20/08/2021, 23:02 WIB
Idham Khalid,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

LOMBOK TENGAH, Kompas.com - Sejumlah warga yang tinggal di Dusun Embunut, Desa Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), merusak pagar yang menjadi pembatas di kawasan lintasan Sirkuit MotoGP Mandalika untuk dijadikan akses jalan.

Puluhan kepala keluarga (KK) yang tinggal di wilayah tersebut sengaja merusak dengan cara membobol pagar kawat yang terpasang mengelilingi sirkuit lantaran terancam terisolasi.

"Kemarin warga merusak pagar itu karena kita tidak mempunyai akses jalan,” kata salah seorang warga, Junaidi, saat ditemui di ruamahnya, Jumat (20/8/2021).

Saat ini puluhan KK tersebut masih berdiam diri di atas lahan yang dianggap belum dijual ke pihak PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

Baca juga: Sensasi Aspal Sirkuit MotoGP Mandalika, Saat Melaju Merasa Didorong, Saat Ngerem Merasa Ditarik

Terlebih lagi, kondisi pembangunan Sirkuit MotoGP Manalika saat ini sudah mencapai penyelesaian pengaspalan terakhir.

Junaidi menyebutkan, warga sengaja merusak pagar tersebut karena sebagian besar warga yang bermata pencarian sebagai nelayan terhambat aksesnya menuju pantai.

“Warga kemarin buka pagar itu, tahu kan kalau warga sini sebagai nelayan, dan ini sangat dekat dengan pantai tempat kita (kerja sebagai) nelayan, masa kita harus mutar dulu,” ucap Junaidi.

Baca juga: Cerita Gubernur NTB Mengenang Lokasi Sirkuit Mandalika 2 Tahun Lalu: Banyak Kerbau, Ada Kubangan

Menurut Junaidi, akibat keberadaan pagar kawat tersebut, akses warga keluar dari rumah menjadi sangat sulit. Untuk keluar, warga harus memutar dan melintasi jalan yang sedang dibangun.

“Susah sekali kalau keluar ini, di situ ada pembangunan, di sana ada pembangunan, jadi kita sangat susah, kadang-kadang kan memotong jalan yang sedang dikerjakan,” ucap Junaidi.

Ia menceritakan, pengalaman paling miris yang terjadi saat ia mengantar anaknya sekolah menggunakan sepeda motor.

Jarak dari rumah ke sekolah semestinya bisa ditempuh dalam jarak satu kilometer. Namun, kini dia harus memutar arah hingga jaraknya menjadi dua kali lipat lebih jauh.

“Kalau dulu lewat sini (yang tertutup pagar), dekat kalau ngantar sekolah. Sekarang harus muter dulu kalau ngantar anak-anak sekolah,” kata Junaidi sambil menunjuk arah.

Sementara itu, warga lainnya, Damar, menegaskan, dirinya dan sejumlah warga lain tak akan meninggalkan rumahnya karena merasa belum pernah menjual ke pihak ITDC.

“Di sini ada sekitar 70 KK masih tinggal, tanah ini belum kami jual, kami tinggal di sini sejak kecil,” kata Damar saat ditemui di lokasi.

Baca juga: Kado HUT Ke-76 RI, 17 Tikungan Sirkuit MotoGP Mandalika Selesai Diaspal

Damar mengaku, ia beberapa kali bertemu dengan pihak ITDC membahas persoalan lahan tersebut. Namun, menurutnya, tak kunjung ada titik terang atas persoalan itu.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com