LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Kualitas aspal MotoGP di Sirkuit Internasional Mandalika Lombok, diklaim menawarkan sensasi yang berbeda dengan yang lainnya.
"Dengan kualitas dan jenis aspal ini nantinya, para pembalap jika sedang melaju akan merasa seperti didorong, dan saat mengerem merasa seperti ditarik," kata Direktur Konstruksi dan Pengembangan Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Dwianto Eko Winaryo dalam kegiatan seremonial penyelesaian pekerjaan pengaspalan dan serah terima pertama pembangunan Mandalika street sirkuit, Mingggu (15/8/2021).
Eko menuturkan, lapisan terakhir aspal ini menggunakan teknologi stone mastic asphalt (SMA) yakni mengutamakan perekatkan batu, dengan kadar aspal yang tidak terlalu banyak.
"Jadi, SMA ini mengandalkan batu dengan batu, karena batu dengan batu ini sehingga aspalnya sedikit, sehingga kami membutuhkan tipe aspal yang punya performa tinggi, jadi kami di sini menggunakan performa great 82," kata Eko.
Baca juga: Cerita Gubernur NTB Mengenang Lokasi Sirkuit Mandalika 2 Tahun Lalu: Banyak Kerbau, Ada Kubangan
Eko menyebut, tidak semua sirkuit di dunia menggunakan campuran SMA, karena campuran ini terbilang baru mulai digunakan pada tahun 2014-2015.
Dia mengungkapkan, batu pengaspalan atas ini didatangkan dari Palu, Sulawesi Tengah, sebanyak 7.000 ton, diangkut menggunakan kapal tongkang.
Pemilihan batu dari Palu ini karena jenis batunya yang keras dan memiliki serapan aspal yang tinggi.
Sementara untuk aspal lapisan bawahnya tetap menggunakan batu dari Lombok.
Eko menyebutkan, ada penggunaan prodak dari Jerman untuk lebih merekatkan aspal dengan batu, dan ada juga yang didatangkan dari pulau Jawa.