Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Pantai Selatan Jawa Tinggi, Nelayan di Gunungkidul Pilih Tak Melaut

Kompas.com - 29/07/2021, 23:18 WIB
Markus Yuwono,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Di tengah pandemi dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), nelayan di Pantai Baron, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, harus menerima kenyataan tidak bisa melaut.

Aktivitas menangkap ikan terpaksa dihentikan karena adanya ancaman gelombang tinggi di Pantai Selatan.

"Terpaksa berhenti karena kalau nekat risikonya sangat berbahaya untuk keselamatan," ucap Salah seorang nelayan, Yanto kepada wartawan di Pantai Baron, Kamis (29/7/2021).

 Baca juga: Detik-detik Nelayan di NTT Tewas Saat Dorong Perahunya ke Laut

Yanto mengatakan, aktivitas melaut sudah berhenti sejak Minggu (25/7/2021) lalu. Nelayan tidak berani menangkap ikan untuk menjaga keselamatan.

"Kalau saya milih memperbaiki jaring, jadi cuacanya baik langsung bisa melaut. Tapi, ada juga nelayan yang memilih pergi ke ladang untuk mengisi kegiatan selama berhenti melaut," kata Yanto.

Sementara, Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Marjono mengatakan, nelayan dibantu warga, dan petugas SAR sudah mengevakuasi perahu ke tempat yang aman.

Kenaikan gelombang air laut sudah terjadi sejak Senin (26/7/2021).

 Baca juga: 7 Kg Sabu Senilai Rp 7 Miliar Disita Polisi di Kampung Nelayan Aceh, 2 Penyelundupnya Ditembak, 4 Buron

Meski demikian, hingga Kamis siang kondisi masih aman dan gelombang laut juga terpantau landai.

Sesuai dengan prediksi gelombang mencapai 5 meter akan mencapai puncaknya Jumat (30/7/2021). Menurut dia fenomena ini biasa terjadi setiap tahun.

"Belum terlihat dampaknya dan mudah-mudahan semua aman terkendali," kata Marjono.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ABG Pembunuh Polisi di Lampung Divonis 9 Tahun 6 Bulan Penjara

ABG Pembunuh Polisi di Lampung Divonis 9 Tahun 6 Bulan Penjara

Regional
Inovasi Samsat Kebumen, Bayar Pajak Kendaraan Kini Bisa Malam Hari

Inovasi Samsat Kebumen, Bayar Pajak Kendaraan Kini Bisa Malam Hari

Regional
Calon Bupati dan Wakil Jalur Perseorangan di Belitung Timur Harus Setor 9.580 Salinan KTP

Calon Bupati dan Wakil Jalur Perseorangan di Belitung Timur Harus Setor 9.580 Salinan KTP

Regional
Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Sparing Bela Diri, Ini Pengakuan Pelaku

Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Sparing Bela Diri, Ini Pengakuan Pelaku

Regional
Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang Bakal Berdampak ke Lalu Lintas Pantura Demak

Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang Bakal Berdampak ke Lalu Lintas Pantura Demak

Regional
BMKG Peringatkan Ancaman Banjir Rob di Sejumlah Daerah di Maluku

BMKG Peringatkan Ancaman Banjir Rob di Sejumlah Daerah di Maluku

Regional
Amankan Pilkada 2024, Pemprov Sumsel Anggarkan Rp 190,1 Miliar untuk TNI dan Polri

Amankan Pilkada 2024, Pemprov Sumsel Anggarkan Rp 190,1 Miliar untuk TNI dan Polri

Regional
Airin Senang Mantan Walkot Tangerang Maju pada Pilkada Banten

Airin Senang Mantan Walkot Tangerang Maju pada Pilkada Banten

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Puluhan Balita di Majene Keracunan, Polisi Periksa Tiga Orang Saksi

Puluhan Balita di Majene Keracunan, Polisi Periksa Tiga Orang Saksi

Regional
Cerita Nenek Hasinah, Guru Ngaji yang Kumpulkan Uang di Bawah Bantal untuk Naik Haji

Cerita Nenek Hasinah, Guru Ngaji yang Kumpulkan Uang di Bawah Bantal untuk Naik Haji

Regional
Polisi Serahkan Anggota KKB Pimpinan Egianus Kogoya ke Jaksa

Polisi Serahkan Anggota KKB Pimpinan Egianus Kogoya ke Jaksa

Regional
Ragu Maju di Pilkada Banten 2024, Wahidin Halim Takut 'Jebakan Batman'

Ragu Maju di Pilkada Banten 2024, Wahidin Halim Takut "Jebakan Batman"

Regional
Uji Coba BRT Trans Banten Mulai Juni, Penumpang Digratiskan 7 Bulan

Uji Coba BRT Trans Banten Mulai Juni, Penumpang Digratiskan 7 Bulan

Regional
Kandang Ternak di Ambarawa Terbakar, 7.000 Anak Ayam Hangus Dilalap Api

Kandang Ternak di Ambarawa Terbakar, 7.000 Anak Ayam Hangus Dilalap Api

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com