GORONTALO, KOMPAS.com - Siapapun yang membangun Benteng Kota Mas di tepi pantai Gorontalo Utara, mereka telah menerapkan perpaduan teknologi dan kearifan lokal (local genius).
Para peneliti Balai Arkeologi menemukan teknologi pembuatan sumur yang benar-benar beradaptasi dengan kondisi lingkungan pantai, sungai dan perbukitan di sebelahnya.
"Spesi sumur dibuat dari kapur yang dibakar dan dihaluskan sebelum dicampur dengan pasir lembut. Ini berbeda dengan kondisi spesi dari bastion dan dinding benteng," kata Agus Tri Hascaryo, geoarkeolog yang turut melakukan riset di Benteng Kota Mas, Minggu (27/6/2021).
Baca juga: Lonjakan Pasien Covid-19 di Balikpapan, Direktur RSUD Kanujoso: Tadi Malam 20 Pasien Tertahan di IGD
Lebih menarik lagi adalah sumurnya memiliki cincin selubung ganda.
Sumur ini memiliki diameter lubang 110 sentimeter, dinding cincin bagian dalam sekitar 40 sentimeter yang diaci, di luar itu dilapis dengan dinding cincin kedua setebal 43 sentimeter.
Dinding cincin bagian luar ini sepertinya tidak sama tinggi dengan cincin bagian dalam, lebih pendek, sehingga terlihat sumur ini berundak.
"Di sekeliling sumur sudah terlihat lantai yang terbuat dari spesi yang di bawahnya terdapat batu kali," kata Irna Saptaningrum, ketua tim peneliti Benteng Kota Mas.
Pada hari ke-9 penelitian, para peneliti Benteng Kota Mas terus berpacu dengan waktu untuk menemukan hal baru melengkapi informasi yang sudah ada selama ini.
Para tenaga lokal sejak pagi telah menyiapkan peralatan ekskavasi di camp penelitian, membersihkan lokasi penggalian dari dedaunan kering.
Sementara para peneliti fokus pada penggalian sekitar sumur untuk mengejar bentuk struktur misterius yang melingkari lantai sumur.
Struktur misterius ini awalnya diduga sebuah tempat lentera yang runtuh, namun sejak dibuka kotak galian berikutnya, bentuk struktur misterius ini makin menambah penasaran.
"Awalnya terlihat seperti tempat lentera, bentuknya melengkung artistik, terguling di samping sumur," kata Agus Tri Hascaryo.
Lengkungan struktur ini tidak berhenti di batas kotak gali, ujungnya yang melengkung menembus akar pohon aren (Arenga pinnata).
Lengkungan struktur ini tidak berhenti di batas kotak galian, ujungnya yang melengkung menembus akar pohon aren (Arenga pinnata).
Lengkungan ini dikejar dengan membuka kotak ekskavasi di sebelah pohon aren. Di sinilah lanjutan struktur melengkung ini ditemukan dan terlihat pada kedalaman 31 cm.