Dugaan awal struktur lengkung sebagai tempat lentera runtuh, kini tanda tanya besar muncul dari balik kotak galian ukuran 75X150 cm, sesuatu yang terasa indah muncul di antara akar-akar serabut pohon aren.
"Digambarkan dalam tulisan lama masa kolonial bahwa reruntuhan benteng ini masih menyisakan kemegahannya. Ini didukung dengan hasil analisis temuan keramik oleh ibu Yusmaini Eriawati dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional yang menunjukkan penghuni di sini adalah orang berkelas," ujar Irna Saptaningrum.
Baca juga: Tegal Zona Merah, Pejabat dan Anggota DPRD Dilarang Dinas Luar dan Terima Kunjungan
Fungsi sumur dan struktur pendukungnya memang masih terus diungkap, namun setidaknya orang-orang yang membangun Benteng Kota Mas ini sangat memuliakan keindahan (estetika) dan optimalisasi fungsi dalam bentang alam Gorontalo yang unik.
Cetok dan cangkul kecil para pekerja terus mencungkil kotak galian, sesekali mereka mengamati benda yang menyembul, biasa pecahan keramik atau stoneware yang memiliki nilai informasi tinggi.
Bulu-bulu kuas juga beraksi saat membersihkan struktur yang terlihat. Dengan sabar tanah lembab dibersihkan, terlihatlah warna aslinya.
"Kehidupan orang-orang Spanyol bersifat komunal, mereka bisa ramai-ramai mandi dalam sumur yang besar ini," ucap Agus Hascaryo.
Ucapan Agus ini mengindikasikan jika Benteng Kota Mas ini dibangun oleh orang-orang Spanyol pada masa kedatangannya di Nusantara.
Dalam catatan arsip masa kolonial disebutkan benteng ini di dalamnya terdapat rumah pimpinan, pos jaga, gudang dan pemandian. Sumur ini diduga terkait dengan fasilitas pemandian.
Pembangunan permandian di dalam benteng ini menyisakan pertanyaan penting, seberapa istimewa permandian ini?
Sebab jika hanya untuk kebutuhan mandi, di sekitar benteng terdapat sungai dan air tawar/sumur yang melimpah.
Pembangunan fasilitas permandian dalam benteng ini menjadi istimewa sebab kawasan di sekitar mudah ditemukan air bersih. Mandi dan juga kesenangan lainnya dapat dilakukan di dalam benteng yang tertutup, termasuk fasilitas layanan lainnya.
Apalagi keberadaan benteng ini terkait dengan pertambangan emas di wilayah sebelah baratnya. Emas selalu berbawaan dengan kesenangan di manapun berada.
Hubungan orang lokal dan bangsa barat diduga sudah lama terjalin dalam industri pertambangan emas, bahkan tambang emas sudah lama diusahakan oleh orang-orang lokal.
Cerita kemegahan Benteng Kota Mas yang tertulis pada arsip Belanda memang membuat penasaran banyak orang.
Benteng ini telah lama runtuh, bahkan orang Belanda pada masa lalu mendeskripsikan benteng ini tinggal puing-puing.
Bahkan sebagian besar reruntuhannya digunakan untuk fondasi pembangunan rumah ibadah dan sekolah.
"Temuan sumur tua dan struktur di sekitarnya sangat menarik, ini akan memberikan informasi terkait tata ruang benteng," tutur Irna Saptaningrum.
Para peneliti Balai Arkeologi Sulawesi Utara sejak lama telah melakukan riset benteng ini, Irna Saptaningrum sendiri sudah beberapa kali memimpin riset tinggalan kolonial ini.
Hasil riset ini akan menambahkan informasi penting bagi masyarakat dan juga sumbangannya bagi ilmu pengetahuan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.