Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Struktur Misterius di Reruntuhan Benteng Kota Mas Gorontalo

Kompas.com - 28/06/2021, 09:52 WIB
Rosyid A Azhar ,
Khairina

Tim Redaksi

Dugaan awal struktur lengkung sebagai tempat lentera runtuh, kini tanda tanya besar muncul dari balik kotak galian ukuran 75X150 cm, sesuatu yang terasa indah muncul di antara akar-akar serabut pohon aren.

"Digambarkan dalam tulisan lama masa kolonial bahwa reruntuhan benteng ini masih menyisakan kemegahannya. Ini didukung dengan hasil analisis temuan keramik oleh ibu Yusmaini Eriawati dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional yang menunjukkan penghuni di sini adalah orang berkelas," ujar Irna Saptaningrum.

Baca juga: Tegal Zona Merah, Pejabat dan Anggota DPRD Dilarang Dinas Luar dan Terima Kunjungan

Fungsi sumur dan struktur pendukungnya memang masih terus diungkap, namun setidaknya orang-orang yang membangun Benteng Kota Mas ini sangat memuliakan keindahan (estetika) dan optimalisasi fungsi dalam bentang alam Gorontalo yang unik.

Cetok dan cangkul kecil para pekerja terus mencungkil kotak galian, sesekali mereka mengamati benda yang menyembul, biasa pecahan keramik atau stoneware yang memiliki nilai informasi tinggi.

Bulu-bulu kuas juga beraksi saat membersihkan struktur yang terlihat. Dengan sabar tanah lembab dibersihkan, terlihatlah warna aslinya.

"Kehidupan orang-orang Spanyol bersifat komunal, mereka bisa ramai-ramai mandi dalam sumur yang besar ini," ucap Agus Hascaryo.

Ucapan Agus ini mengindikasikan jika Benteng Kota Mas ini dibangun oleh orang-orang Spanyol pada masa kedatangannya di Nusantara.

Dalam catatan arsip masa kolonial disebutkan benteng ini di dalamnya terdapat rumah pimpinan, pos jaga, gudang dan pemandian. Sumur ini diduga terkait dengan fasilitas pemandian.

Pembangunan permandian di dalam benteng ini menyisakan pertanyaan penting, seberapa istimewa permandian ini?

Sebab jika hanya untuk kebutuhan mandi, di sekitar benteng terdapat sungai dan air tawar/sumur yang melimpah.

Pembangunan fasilitas permandian dalam benteng ini menjadi istimewa sebab kawasan di sekitar mudah ditemukan air bersih. Mandi dan juga kesenangan lainnya dapat dilakukan di dalam benteng yang tertutup, termasuk fasilitas layanan lainnya. 

Apalagi keberadaan  benteng ini terkait dengan pertambangan emas di wilayah sebelah baratnya. Emas selalu berbawaan dengan kesenangan  di manapun berada.

Hubungan orang lokal dan bangsa barat diduga sudah lama terjalin dalam industri pertambangan emas, bahkan tambang emas  sudah lama diusahakan oleh orang-orang lokal.

Cerita kemegahan Benteng Kota Mas yang tertulis pada arsip Belanda memang membuat penasaran banyak orang.

Benteng ini telah lama runtuh, bahkan orang Belanda pada masa lalu mendeskripsikan benteng ini tinggal puing-puing.

Bahkan sebagian besar reruntuhannya digunakan untuk fondasi pembangunan rumah ibadah dan sekolah.

"Temuan sumur tua dan struktur di sekitarnya sangat menarik, ini akan memberikan informasi terkait tata ruang benteng," tutur Irna Saptaningrum.

Para peneliti Balai Arkeologi Sulawesi Utara sejak lama telah melakukan riset benteng ini, Irna Saptaningrum sendiri sudah beberapa kali memimpin riset tinggalan kolonial ini.

Hasil riset ini akan menambahkan informasi penting bagi masyarakat dan juga sumbangannya bagi ilmu pengetahuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com