BENGKULU, KOMPAS.com - Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyesalkan sikap sekolah yang memberhentikan salah seorang siswi di Kabupaten Bengkulu Tengah, karena dianggap menghina Palestina di media sosial TikTok.
Menurut Rohidin, penyelesaian masalah itu seharusnya tidak sampai menghentikan hak anak untuk belajar.
"Seharusnya hak pelajar jangan diputus, karena bila diputus akan merugikan pelajar tersebut," ujar Rohidin Mersyah dalam dalam keterangan kepada Kompas.com, Rabu (19/5/2021).
Baca juga: Siswi SMA Bengkulu yang Hina Palestina Dikeluarkan dari Sekolah meski Telah Minta Maaf
Rohidin justru menilai bahwa seharusnya peran guru bisa lebih dimaksimalkan di sekolah.
Dengan begitu, para pelajar bisa lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
Sebelumnya, seorang siswi sekolah menengah atas (SMA) di Kabupaten Bengkulu Tengah mengunggah kata-kata yang menyebut Bangsa Palestina dengan perkataan tidak layak.
Unggahan di TikTok tersebut kemudian menjadi viral dan menimbulkan kehebohan.
Baca juga: Polda Banten Tangkap 9 Admin Grup WhatsApp yang Provokasi Pemudik
Pihak sekolah, orangtua siswi dan polisi akhirnya turun tangan untuk menyelesaikan persoalan ini secara damai.
Sementara itu, orangtua siswi tersebut menjelaskan bahwa tindakan untuk pindah dari sekolah itu adalah inisiatif mereka, agar anaknya bisa fokus menempuh pendidikan.
"Kami memang inisiatif menarik anak kami dari sekolah dan dipindahkan ke sekolah lagi agar fisik, mentalnya, bisa fokus belajar di tempat yang baru lagi," demikian keterangan dari orangtua siswi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.