Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Kades Aceh Utara Protes Perbup Baru Tapal Batas, Pasang Spanduk hingga Ancam Mundur

Kompas.com - 08/03/2021, 19:20 WIB
Masriadi ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

ACEH UTARA, KOMPAS.com- Puluhan kepala desa di Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara, mengembalikan stempel dinas ke Kantor Bupati Aceh Utara di Landeng, Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, Senin (8/3/2021).

Aksi itu seabagai bentuk protes atas keluarnya peraturan bupati tentang tapak batas Kecamatan Tanah Luas dan Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara.

Mereka juga membawa spanduk bertuliskan “kepala desa dan mukim menolak Perbup No. 1 Tahun 2021 tentang Tapal Batas Kecamatan Tanah Luas dan Paya Bakong. Mendesak Cabut Perbup.

Ketua Forum I Keuchik Tanah Luas, Abdul Halim, mengatakan, pihaknya mengembalikan stempel keuchik kepada pihak Kantor Bupati Aceh Utara karena menilai tidak sesuai dengan aturan terkait Perbup tersebut.

Aksi ini merupakan inisiatif para keuchik dan apabila dalam jangka waktu selama dua atau tiga hari tidak terselesaikan, maka pihaknya tidak menerima stempel atas Kecamatan Tanah Luas.

"Masak iya tanah kita diambil orang lain. Kita saling menghormati, kalau mau ambil lahan seharusnya dibuat satu lokasi antara kedua kecamatan tersebut atau jangan sampai menjadi ribut seperti ini dan pembangunan proyek Waduk Krueng Keureuto pun bisa dikerjakan dengan baik," kata Adbul Halim, kepada wartawan, di lokasi.

Baca juga: Dapat Rp 134 M dari Proyek Waduk Kuningan, Warga Borong 300 Mobil dan Motor, Ini Ceritanya

Duduk perkara tapal batas yang diprotes para Kades di Aceh Utara 

Sengketa tapal batas membuat proyek Waduk Krueng Keureuto yang diresmikan Presiden Joko Widodo terganggu. 

Menurut Abdul Halim, sebagian tanah malah sudah masuk ke wilayah Kecamatan Paya Bakong.

“Itu yang kami protes,” katanya.

Asisten I Setda Aceh Utara, Dayan Albar, menyebutkan, pihaknya telah menyampaikan dan menjelaskan kepada pihak forum keuchik itu bagaimana mekanisme lahirnya Perbup.

Namun, pada prinsipnya pemerintah hanya menjalan aturan, kalaupun di dalam Perbup itu ada mungkin kelemahan ini juga ada jalurnya apakah diubah atau direvisi.

"Kalau memang mereka bisa membuktikan dan dokumen yang akurat, kita rasa itu tidak ada masalah. Aturan  dan secara yurudis itu tidak mesti harus dapat diselesaikan dua atau tiga hari, kita kan ada mekanismenya. Artinya, kita tidak berbicara limit waktu dan tidak punya dasar hukumnya dalam melaksanakan tugas," ujar Dayan Albar.

Di samping itu, menurut Dayan Albar, berkaitan dengan pengembalian stempel keuchik, itu pihaknya menilai salah satu aspirasi daripada forum keuchik dan nantinya akan berkoordinasi dengan Muspika Tanah Luas, sehingga tidak menganggu pelayanan masyarakat.

"Biasa itu. Karena tidak semudah itu cara untuk mengundurkan diri dari sebagai aparatur desa, semua itu punya aturan. Nanti kita akan melakukan musyawarah bersama pihak Muspika setempat, supaya pelayanan masyarakat di desa tetap berjalan sebegaimana biasanya," kata Dayan Albar.

Baca juga: DPD Demokrat Aceh Utara Ikut Beri Tanggapan soal KLB

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Regional
4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com